Lebak – Satu per satu lubang yang berada di wilayah Rangkasbitung, Kabupaten Lebak ditandai menggunakan pilok berwarna putih oleh sejumlah anak muda. Aksi menandai lubang jalan dilakukan bukan bertujuan mengotori ruas jalan.
Gerakan menandai lubang dengan membentuk lingkaran yang mengelilingi lubang jalan dilakukan Front Aksi Mahasiswa Rakyat Banten (Farkab) sebagai bentuk sindirian kepada pemerintah daerah dalam menangani kerusakan jalan. Gerakan ini diberi nama Gerakan Sayang Jalan (GSJ).
“Kami ingin gotong royong dan kepedulian lingkungan sekitar itu tumbuh lagi. Gerakan ini merupakan sikap kritis terhadap pemerintah agar lebih maksimal menangani persoalan infrastruktur,” kata Koordinator GSJ, Agif Aqsa kepada Banten Hits, Kamis (19/1/2017).
Seharusnya, pmerintah lebih cepat tanggap terhadap kondisi jalan rusak berlubang karena dapat membahayakan pengendara kendaraan. Ia juga mengajak kepada masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi fasilitas publik tersebut.
“Kami ingin menularkan spirit gotong royong. Jadi, revolusi mental itu bukan hanya diiklankan saja tanpa tindakan nyata. Kalau mau revolusi mental ya mari ini saatnya bekerja dan peduli, jangan cuek dan diam,” imbau Agif.
Sebagai tahap awal GSJ, dilakukan di wilayah Rangkasbitung saat kondisi arus lalu lintas lengang. Ke depan, gerakan ini juga dilakukan di ruas-ruas jalan lain, baik jalan provinsi maupun nasional yang berada di Kabupaten Lebak.
“Prioritas kita yang pertama adalah jalan yang padat dan ramai dilalui pengendara, artinya potensi kecelakaan akibat lubang itu tinggi,” jelasnya.(Ep)