Pengrajin Terompet Mulai Kebanjiran Order

Date:

Banten Hits.com – Menjelang tahun baru 2014, para pengrajin pernak-pernik sudah mulai berproduksi dan kebanjiran order.

Pengrajin terompet di kawasan Cibodas, Kota Tangerang, misalnya bahkan sudah mulai produksi sejak dua bulan lalu. Mereka memproduksi berbagai model terompet, mulai dari model trompet biasa hingga berbentuk naga, keong dan kupu -kupu.

Harganya pun variatif, tergantung ukuran dan modelnya.

Banten Hits.com – Menjelang tahun baru 2014, para pengrajin pernak-pernik sudah mulai berproduksi dan kebanjiran order.

Pengrajin terompet di kawasan Cibodas, Kota Tangerang, misalnya bahkan sudah mulai produksi sejak dua bulan lalu. Mereka memproduksi berbagai model terompet, mulai dari model trompet biasa hingga berbentuk naga, keong dan kupu -kupu.

Harganya pun variatif, tergantung ukuran dan modelnya.

Kardi, salah satu pengrajin terompet mengaku sudah sejak bulan November telah memesan bahan baku pembuatan terompet, seperti karton, polimas, lem dan alat tiup. Bahan baku itu diperolehnya dari pabrik limbah yang ada di Kota Tangerang.

“Kalau bahan lainya saya belanja di Tanah Abang,” ujar kardi.

Ia mengaku sebelumnya berprofesi sebagai pedagang ayam potong di kawasan Cimone, Kota Tangerang. Namun ia beralih profesi menjadi pengrajin terompet, setiap menjelang tahun baru.

Alih profesi ini diakuinya untuk memanfaatkan momen, karena profesinya sebagai pedagang ayam tengah lesu. 

Dibantu dengan istri dan anaknya, Kardi kini memproduksi berbagai macam ukuran dan model terompet yang digemari masyarakat pada malam pergantian tahun. Harga terompet yang diproduksinya berkisar Rp 6 ribu hingga Rp 10 ribu.

“Harganya disesuaikan dengan ukuran dan modelnya,” akunya.

Selama ini, terompet yang diproduksinya dipasarkan oleh para pedagang terompet musiman yang biasa berjualan menjelang tahun baru. Kardi mengaku terompetnya biasa dijual di kawasan Tangerang dan Jakarta.

“Biasanya mereka datang ke tempat saya seminggu sebelum menjelang tahun baru,” ujarnya lagi.

Hal serupa juga dilakukan pengrajin terompet lainnya. Juhairiyah (28) misalnya mengaku sudah sepuluh tahun menjadi pengrajin terompet. Selama ini ia mengaku hanya sebagai ibu rumah tangga, sehingga saat menjelang tahun baru benar-benar dimanfaatkan untuk menangguk rezeki. 

“Ini kesempatan saya buat cari duit,” candanya.

Meski demikian, Juhairiyah menyesalkan banyaknya terompet impor buatan Cina yang masuk ke Indonesia. Lantaran terompet impor itu, ia mengaku omsetnya menurun jauh. Namun dirinya mengaku tidak menyerah untuk terus memproduksi terompet. (Soed)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Harga Beras hingga Cabai Rawit di Banten Stabil, Ini Rahasianya!

Berita Banten - Harga 20 komoditi pokok di Banten...

Setelah Sebatik Merambah Pasar Taiwan hingga Belanda, Kini Giliran Sepatu Lokal ‘Dorks’ Diekspor ke Senegal

Berita Tangerang - Sepatu-sepatu lokal di Kabupaten Tangerang yang...

Kata Pejabat Kemenko Perekonomian dan Bank Indonesia soal Inflasi dan Digitalisasi di Banten

Berita Banten - Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID...

Emang Boleh Ada Bolen Selegit ‘Ovenin’ Buatan Sri?

Berita Tangerang - Sri Yuningsih memberikan garansi tentang keunggulan...