Banten Hits.com – Sejumlah fotografer di Banten yang tergabung dalam komunitas Fotografer Muallaf bersama sejumlah blogger, meminta supaya masyarakat Tokyo menyampaikan keberatan dari fotografer dan blogger di Banten terhadap sejumlah fotografer yang menggelar pameran di Tokyo dengan tema “Treasure of Baduy”.
Menurut Firman Venayaksa, salah seorang pegiat fotografi di komunitas Fotografer Muallaf, tindakan memunculkan foto Baduy Dalam di poster pameran foto itu merupakan perampokan kebudayaan. Firman mengatakan, menurut etika, melakukan pemotretan di Baduy Dalam adalah tindakan yang tidak diperkenankan.
Banten Hits.com – Sejumlah fotografer di Banten yang tergabung dalam komunitas Fotografer Muallaf bersama sejumlah blogger, meminta supaya masyarakat Tokyo menyampaikan keberatan dari fotografer dan blogger di Banten terhadap sejumlah fotografer yang menggelar pameran di Tokyo dengan tema “Treasure of Baduy”.
Menurut Firman Venayaksa, salah seorang pegiat fotografi di komunitas Fotografer Muallaf, tindakan memunculkan foto Baduy Dalam di poster pameran foto itu merupakan perampokan kebudayaan. Firman mengatakan, menurut etika, melakukan pemotretan di Baduy Dalam adalah tindakan yang tidak diperkenankan.
“Memotretnya saja tidak boleh, apalagi sampai dipamerkan,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Achmad Anwar Sanusi alias Uchie, seorang blogger pemerhati masyarakat adat Baduy yang digelari Satria Sunda Wiwitan oleh rekan-rekannya. Menurut Uchie, siapapun fotografer yang akan memamerkan foto-foto Baduy Dalam di Tokyo, itu merupakan tindakan tidak beretika.
“Karena masyarakat Baduy Dalam melarang siapapun memotret di lingkungan Baduy Dalam. Itu adalah aturan adat nenek moyang yang mereka pegang teguh hingga kapanpun,” jelas Uchie.
Treasure of Baduy (Harta Karun Baduy) adalah judul sebuah poster pameran foto yang berlogo Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dan Kedutaan Besar Republik Indonesia-Jepan. Poster itu berisi pengumuman akan dilaksanakannya pameran foto tentang kehidupan Baduy Dalam di Tokyo pada 16-19 Mei 2014.
Awalnya salahsatu pendiri komunitas Fotografer Muallaf mendapati poster tersebut dari wall salahseorang teman facebooknya. Hal itu langsung menyulut reaksi keras dari sejumlah para fotografer dan blogger di Banten. (Rus)
