Banten Hits – Semangat Sumpah Pemuda sejatinya tidak mengenal agama, ras, dan budaya. Konflik keagamaan di beberapa daerah yang muncul belakangan ini, menunjukkan rasa tolerasi umat beragama sudah mulai luntur. Hal itu dikhawatirkan akan memecah belah persatuan bangsa.
Demikian diungkapkan oleh puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam (PC PMII) Kabupaten Pandeglang saat menggelar aksi refleksi sumpah pemuda ke-87 di Alun-alun Pandeglang, Rabu (28/10/2015).
“Bahwa kerusuhan yang terjadi baik di Papua maupun di Aceh beberapa waktu lalu, mengindikasikan jika sikap saling menghargai dan menghormati masyarakat Indonesia mulai pudar. Padahal, berbagai perbedaan yang ada di Indonesia-lah, yang membuat bangsa ini kaya. Apalagi dengan berlandaskan Pancasila, seharusnya perbedaan itu bisa menjadi penguat persatuan, bukan justru menjadi indikator pemecah dan perusak persatuan,” ungkap Ketua PC PMII Pandeglang Atang Maulana kepada wartawan.
Ia mengungkapkan, beberapa Konflik yang sudah terjadi, karena disebabkan berbagai pemahaman agama yang sempit, hingga mengancam kelompok beragama yang berbeda. Akibatnya, seringkali pendirian rumah ibadah memunculkan pertentangan di kalangan masyarakat.
“Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah kepada kaum minoritas belum maksimal, sehingga tidak jarang kaum mayoritas mengancam keberadaan minoritas,” imbuhnya.
Di hari Sumpah Pemuda, PMII berharap kerusuhan antar-umat beragama dihentikan dan tidak lagi terjadi, sehingga kehidupan umat beragama di Indonesia dapat lebih baik dan harmonis.
“Kami juga meminta kepada suluruh elemen masyarakat untuk melestarikan janji Sumpah Pemuda dan memperjuangkan semangat Sumpah Pemuda demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan, yakni mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” pungkasnya.
Pantauan Banten Hits di lokasi, dalam aksinya massa PC PMII Kabupaten Pandeglang membubuhkan cap tangan sebagai bentuk perlawanan terhadap pihak-pihak yang ingin menghancurkan Indonesia dengan membawa isu agama sebagai pemicu konflik.(Rus)