Banten Hits – Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Cilegon, dalam waktu dekat segera mendatangi sekolah NA (11), bocah yang menjadi korban pencabulan Rohmat yang tak lain adalah guru ngajinya sendiri.
Rencana tersebut menyusul adanya informasi tentang pihak sekolah tempat NA belajar justru tidak memberikan kepedulian terhadap NA yang menjadi korban kejahatan seksual.
“Sudah sepuluh hari, korban tidak mau keluar rumah dan bersekolah,” kata Ketua LPA Cilegon, Puji Rahayu, kepada awak media, kemarin.
Menurutnya, korban tak lagi mau bersekolah dan keluar rumah lantaran kerap mendapat ejekan dari teman-temannya. Bahkan, di sekolah tak hanya teman-teman NA yang mengejeknya. LPA mendapat laporan bahwa sejumlah guru NA juga malah ikut menjelek-jelekan korban.
“Kami dapat informasi ternyata bukan hanya teman-temannya saja, tapi ada dewan gurunya yang juga ikut menggunjing korban. Ini kan tidak pantas, harusnya guru memberikan pemahaman kepada siswanya yang lain dan melindungi siswanya yang jadi korban, bukan malah ikut-ikutan menggunjing. Senin (21/3) kita ke sekolah korban,” ungkapnya.
Kata Puji, saat ini kondisi NA masih mengalami shock berat pasca pencabulan tersebut. Gadis malang itu kerap mengalami kesakitan pada bagian kemaluannya.
“Setelah saya melihat secara langsung kondisi tubuh dan psikologisnya, korban memang dalam shok berat dan sering sakit pada bagian kemaluan sehingga korban mengalami kesulitan berjalan,” ungkapnya.
Puji menduga kuat korban dicabuli pelaku lebih dari sepuluh kali. Hal itu, berdasarkan hasil visum yang diperlihatkan orangtua korban kepada LPA yang menyebut terdapat luka pada bagian kemaluan korban.
“Korban dicabuli oleh tersangka lebih dari sepuluh kali. Kami duga bukan hanya menggunakan jari dan mulut seperti apa yang dikatakan tersangka kepada petugas. Karena, dari visum kemaluan korban mengalami luka robek penuh,” jelasnya.(Nda)
