Bangun BLK, Jurus Pemkot Tangerang Ciptakan SDM yang Siap Bersaing di MEA

Date:

Banten Hits – Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai diberlakukan pada tahun 2016 menjadi tantangan bagi Pemerintah Indonesia untuk mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan industri Nasional. Guna menghadapi persaingan yang semakin kompetitif, terutama pada sektor produk, para pelaku usaha lokal pun diharapkan mampu meningkatkan kemampuannya agar mampu bersaing mengisi pasar Asean dan dalam negeri.

Tak hanya berkutat pada persoalan persaingan produk, namun sektor tenaga kerja juga kerap menjadi sektor yang mengkhawatirkan. Pasalnya, diprediksi akan banyak tenaga kerja asing yang juga berlabuh ke Nusantara. Kekhawatiran dari serbuan para tenaga kerja asing ini memang bukan tanpa alasan, lantaran para tenaga kerja lokal akan bersaing secara kualitas maupun kemampuan.

Sebagai salah satu Kota Metropolitan di Indonesia yang sedang maju dan berkembang pesat, persoalan tenaga kerja di Kota berpenduduk 1,8 juta dengan tingkat pertumbuhan jumlah penduduk rata-rata mencapai 2,77 persen per tahun, serta jumlah angka pencari kerja hingga Februari 2016 mencapai 3.210, tentu saja masalah tenaga kerja menjadi salah satu fokus Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang di tengah persaingan degan tenaga kerja asing.

Selain itu, sebagai Kota Seribu Industri Sejuta Jasa, Kota Tangerang juga tak luput menjadi incaran tenaga kerja asing, apalagi dengan keberadaan Bandara internasional Soekarno-Hatta. Dinas Tenaga Kerja setempat memprediksi, jumlah tenaga kerja asing yang masuk ke Kota Tangerang akan meningkat 20-30 persen.

Tercatat, hingga saat ini jumlah tenaga kerja asing yang ada di Kota Tangerang mencapai 600 orang. Namun, yang khusus bekerja di Kota Tangerang saja sekitar 200 hingga 300 orang. Para pekerja asing ini kebanyakan berasal dari Korea, Jepang dan China.

Tak ingin masyarakatnya hanya menjadi penonton, Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah menegaskan, masuknya Indonesia dalam pusaran MEA seharusnya bisa menjadi motivasi masyarakat untuk meningkatkan kompetensi guna menghadapi persaingan global.

Menurutnya, hampir 63 juta orang datang dan pergi ke Indonesia melalui Kota Tangerang. Hal tersebut seyogyanya mampu dioptimalkan oleh masyarakat Kota Tangerang dengan mengupgrade diri dengan standar yang ditetapkan oleh masyarakat Internasional.

Untuk mengantisipasi tingkat penganguran, berbagai langkah dan strategi juga tengah dan akan dilakukan oleh Pemkot Tangerang. Mulai dari dimasukannya program entrepreunership atau kewirausahaan dalam kurikulum sekolah, dengan tujuan memberi bekal pada para siswa. Hingga pendirian Balai Latihan Kerja (BLK) yang dibangun oleh Dinas Bangunan.

“Kita akan akan fokus dengan program entrepreneurship, untuk mengatasai persoalan pengangguran di Kota Tangerang. Tidak ada MEA saja persaingan sudah ketat, makanya kita harus membekali masyarakat dengan kompetensi yang sesuai dengan permintaan lapangan kerja, dengan memperbanyak BLK,” jelas Arief.

Arief mengatakan, selama ini pola pikir masyarakat setelah kuliah atau sekolah adalah langsung mencari pekerjaan bukan menciptakan pekerjaan. Diharapkan, dengan keberadaan BLK yang ditargetkan akan berada di setiap Kecamatan tersebut bisa mengatasi persoalan tenaga kerja di tengah persaingan tenaga kerja asing.

“Jangan sampai warga Kota Tangerang jadi penonton. Maka itu, kita akan siapkan BLK di setiap Kecamatan untuk membantu warga memiliki keterampilan,” katanya.

Walikota juga meminta kepada Dinas Tenaga Kerja yang nantinya memberikan pelatihan agar bisa menginventarisir mengenai jenis usaha yang akan dikembangkan di wilayah setempat, agar warga yang sudah mendapatkan pendidikan di BLK, bisa langsung diterima kerja maupun membuka usaha sendiri.

“Jangan sampai pelatihan sia-sia maka harus didata sesuai dengan potensi daerah setempat,” pintanya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Tangerang Abduh Surahman mengatakan, tahun ini ada tiga BLK yang akan dibangun. Tiga BLK tersebut berada di Kecamatan Benda, Larangan dan Cibodas.

“Tahun ini akan diselesaikan tiga BLK lanjutan dari tahun sebelumnya, dan pada tahun 2017 akan dibangun lagi tiga BLK di Kecamatan Jatiuwung, Pinang dan Cipondoh,” katanya.

Saat ini pembangunan tiga BLK lanjutan tersebut sudah mencapi 80 persen, dan diharapkan pada tahun depan sudah bisa dimanfaatkan. Abduh menerangkan, BLK merupakan upaya Pemkot Tangerang dalam mempersiapkan fasilitas menuju proses kompetensi dan uji kompetensi, yang lebih mempunyai manfaat dan secara otomatis akan memiliki nilai plus dalam MEA.

“Kita ingin banyak melahirkan lulusan BLK, dan disamping itu masyarakat pun punya fasilitas yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan ketrampilan dalam memasuki pasar kerja,” ucapnya.

Kadis menjelaskan, konsep pelatihan BLK nantinya akan lebih spesifik dengan melihat potensi yang berada di wilayah masing-masing. BLK akan menyasar usia-usia produktif terutama lulusan SMA sederajat. Namun, pada semua tingkatan akan bisa mengikuti dengan menyesuaikan dengan latihan yang ada pada setiap BLK.

“Misalnya, di Kecamatan Jatiuwung atau Cibodas itu akan lebih kepada sektor industri, kemudian di Kecamatan larangan kita lihat banyak juga sektor tekstil dan konveksi. Tapi, dimungkinkan juga ada kelas-kelas yang bisa dimanfaatkan secara kondisional, artinya hal-hal pelatihan klasikal juga dilakukan di setiap BLK,” paparnya.

Ia menjelaskan, keberadaan BLK tak hanya bertujuan menciptakan tenaga kerja yang berkompeten dan berdaya saing, namun lebih dari itu adalah saat masyarakat lulus, tidak lagi mencari pekerjaan melainkan mencitakan lapangan pekerjaan di tengah-tengah persaingan pasar pencari kerja.

“Ya, jadi tidak lagi mencari pekerjaan tapi berkreatif dan inovasi untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan,” harapnya.

Sementara itu, Kabid Penempatan dan Perluasan Kerja Dinas Tenaga Kerja Kota Tangerang, Mahdiar menambahkan, di setiap BLK akan terdapat dua kelas, yang terdiri dari dua kelas teori dan dua kelas praktek.

“Pengaturan berapa setiap BLK dan setiap kelas bisa digunakan nanti akan kita hitung berapa idealnya. Kita hitung dulu jenis pelatihan apa saja dan rentang waktu yang dibutuhkan pada setiap pelatihan,” katanya.

Jika menghitung secara estimasi, dalam setahun BLK bisa 380 dengan bidang penempatan bisa menghasilkan 100, maka kemungkinan dengan keberadaan BLK di tiap-tiap Kecamatan bisa mencapai 200.

Kehadiran BLK yang direncanakan akan berada di tiap Kecamatan ini sekaligus bisa menjawab keragu-raguan pihak perusahaan saat membutuhkan tenaga kerja. Pasalnya kata dia, saat ini perusahaan akan sangat melihat ketrampilan yang dimiliki para pencari kerja.

“Untuk itu, BLK ini diharapkan bisa menjawab persoalan itu. Ketika perusahaan mencari, tenaga kerja di Kota Tangerang sudah siap dengan kemampuan dan kompetensi yang mereka tekuni masing-masing,” tutupnya.(ADVERTORIAL)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Harga Beras hingga Cabai Rawit di Banten Stabil, Ini Rahasianya!

Berita Banten - Harga 20 komoditi pokok di Banten...

Setelah Sebatik Merambah Pasar Taiwan hingga Belanda, Kini Giliran Sepatu Lokal ‘Dorks’ Diekspor ke Senegal

Berita Tangerang - Sepatu-sepatu lokal di Kabupaten Tangerang yang...

Kata Pejabat Kemenko Perekonomian dan Bank Indonesia soal Inflasi dan Digitalisasi di Banten

Berita Banten - Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID...

Emang Boleh Ada Bolen Selegit ‘Ovenin’ Buatan Sri?

Berita Tangerang - Sri Yuningsih memberikan garansi tentang keunggulan...