Banten Hits – Asep Suparlan, Lurah Rangkasbitung Barat tewas saat tengah mengikuti taaruf Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XIII tingkat Provinsi Banten, Kamis (7/4/2016). Asep disebut sedang sakit namun tetap memaksa ikut pawai taaruf bersama kalifah Kabupaten Lebak.
BACA JUGA : Memaksa Ikut Pawai Taaruf Lurah di Lebak Meninggal
Reksa Dwi Sucipto (22), anak terakhir pasangan almarhum dan isterinya Nemah Megah, mengaku merasakan hal-hal aneh seminggu sebelum kepergian mendiang ayahnya. Ia mengaku belakangan ini kerap melamun dan kosong pikiran meski saat jam bekerja.
“Sering ngelamun, pikiran kosong padahal lagi bekerja. Dan ayah (Asep Suparlan) kadang-kadang menegur kepada saya. ‘De, jangan melamun aja. kerja benar’,” kata Reksa menirukan ucapan ayahnya, sambil mengusap air mata yang menetes di rumahnya, Kamis (7/4/2016).
Menurutnya, sosok Asep merupakan ayah yang peduli terhadap keluarga lingkungan serta menjaga kredibilitas kerjanya sebagai seorang lurah di salah satu wilayah pusat Kota Rangkasbitung.
“Ayah merupakan sosok yang semangat bekerja dan peduli terhadap keluarga. Terlebih saat ini ia telah berusaha mewujudkan Lebak Sehat dan Lebak Sejahtera yang tengah di gagas Bupati Lebak,” katanya.
Sebenarnya, Kata Reksa, belakangan ini almarhum tidak menunjukan gejala apapun, sehingga ketika mendengar kabar buruk seluruh keluarga merasa kaget.
“NggaK ada penyakit apapun, sehat-sehat saja. Tapi tepat jam 15.00 ada telepon kalau ayah sudah meninggal, sontak seluruh keluarga langsung menangis histeris,” pungkasnya. (Rus)