Pandeglang – Suami Bupati Pandeglang Dimyati Natakusumah ikut hadir dalam rapat pembahasan APBD, di Oproom Sekretariat Daerah (Setda), Rabu (20/12/2017) lalu. Kehadiran anggota DPR RI ini membuat rapat yang semula terbuka menjadi tertutup. Awak media yang semula berada di dalam ruangan diusir oleh petugas Satpol PP.
Lembaga Analisis Anggaran dan Kebijakan Publik (LAKiP) Pandeglang menilai, kehadiran Dimyati di rapat internal pemerintah daerah sudah melanggar etika publik.
Namun, Dimyati mengatakan sebagai mantan bupati dua periode. Kehadirannya dalam rapat tersebut menjadi hal yang wajar karena hanya bertujuan memberikan semangat kepada aparatur pemerintahan. Selain menganggap dirinya berpengalaman, ia mengetahui karakter para pejabat yang kini dinahkodai istrinya Irna Narulita bersama wakilnya Tanto Warsono Arban.
“Saya pengalaman pimpin Pandeglang. Apalagi, mereka ada yang masih terbilang anak saya juga. Jadi saya tahu karakter mereka, jadi saya merasan perlu mendorong agar mereka lebih inovatif,” kata Dimyati.
Dimyati mempertanyakan, arah kebijakan pemerintah daerah yang kini mengelola anggaran triliunan. Dibanding dengan era kepemimpinannya dulu yang mampu membebaskan biaya raskin, kesehatan, dan pembangunan yang merata.
Ia juga beralasan kehadirannya untuk memberi materi bela negara yang menurutnya masih rendah di kalangan aparatur pemerintahan.
“Zaman reformasi sekarang, bela negara dengan menjadi birokrasi yang profesional, semangat, kreatif, dan betul-betul bermanfaat untuk orang banyak. Maka saya berupaya memberi pelatihan agar mendorong mereka lebih semangat dalam bekerja,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekda Pandeglang Ferry Hasanudin memastikan, kehadiran Dimyati hanya sebatas memberikan materi. Ia berkilah tentang adanya dugaan Dimyati ikut mengintervensi soal anggaran Kabupaten Pandeglang.
“Beliau kan dulu ikut menyusun konsep bela negara. Jadi pasti paham. Beliau sampaikan kepada aparatur bagaiamana sifat patriotisme dan relawan dengan kaitanya seorang apartur pemerintahan,” kilahnya.(Nda)
