Serang – Direktur Rumah Sakit Dradjat Prawiranegara (RSD) Serang dr Agus Gusmara menjelaskan kronologi terkait meninggalnya Aufatul Khuzzah (19) mahasiswi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang suspect difteri.
Aufatul dirujuk ke rumah sakit pada tanggal 9 Desember 2017 lalu. Remaja asal Kampung Laban, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang ini langsung masuk ke ruang isolasi.
“Pasien masuk rumah sakit tanggal 9 Desember dengan pasien suspect (terduga). Dimasukan ke ruang isolasi karena secara klinis mirip yang menunjang, di tenggorokan ada membrant persis difteri kemudian pasien diberikan anti difteri serum (ADS) walaupun belum dinyatakan positif,” kata Agus, Selasa (26/12/2017),
BACA JUGA: Terserang Difteri, Mahasiswi UIN Meninggal
Selama berada di ruang isolalasi, kondisi Aufatul turun-naik. Saat awal masuk, Hemoglobin (HB) 9,8, namun dokter spesialis belum memberikan saran tranfusi. Pada tanggal 14 Desember, karna kondisi HB mencapai 6, dokter melakukan transfusi 2 labu darah.
Dua hari kemudian, HB Aufatul menjadi 7,8, namun belum dikatakan aman sehingga dilakukan transfusi kembali 1 labu darah. Transfusi kemudian dihentikan pada keesokan harinya karena HB sudah 11,3 dan dianggap aman. jadi diberhentikan. Namun, pada tanggal 21 Desember, kondisi Aufatul kembali drop dengan HB 7,5. Belum dilakukan transfusi hingga pada 22 Desember HB menjadi 6.
“Ini rencana mau 2 labu dan tanggal 22 itu ada informasi dari Litbangkes Kemenkes hasilnya negatif difteri, tanggal 23 pasien dipindahkan ke ruangan Dahlia (perawatan biasa),” ujarnya
“Meninggal tanggal 24. Pasien meninggalnya karena ada diagnos dikokolemik, ecemelina, eceneokartitis, istilahnya kekurangan cairan, karna keluar darah dan ada infeksi otot jantung, kelihatanya ada penyakit lain,” papar Agus.(Nda)
