Tangerang – Ketua Yayasan STIE Ahmad Dahlan Mukhaer Pakkana mengungkap dirinya menerima informasi dari sejumlah khatib Muhammadiyah yang didatangi polisi seusai jadi khatib Jumat.
Informasi tersebut disampaikan setelah Kampus C STIE Ahmad Dahlan di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang didatangi Babinsa dan Binamas yang meminta data dosen dan penceramah selama setahun beserta materi ceramahnya.
Salah seorang khatib Muhammadiyah Agus Tri Sundari saat dihubungi Banten Hits, Senin, 9 April 2019 menjelaskan, dua kali Jumat dirinya merasa dipantau polisi. Polisi tak sampai meminta tandatangan, namun hanya mencatat namanya.
“Setiap Jumat. Saya sudah dua kali (jadi khatib) Jumat, memang ada polisi yang memantau. Waktu itu (setelah selesai Jumat) dia (polisi) lihat jadwal (khatib). Nama (khatib) siapa,” terang Agus.
Menurut Agus, saat itu dirinya menjadi khatib di Masjid Al Hidayah, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat, 30 Maret 2018. Pria berseragam polisi yang mencatat nama penceramah berjumlah dua orang.
“Waktu itu saya tanya, karena nama saya disebut. ‘Ada apa, Pak?’ (kedua polisi menjawab) ‘Enggak, Pak. untuk laporan’,” ungkap Agus menirukan kembali dialognya dengan dua polisi.
Hal serupa juga dialami Agus saat dirinya menjadi khatib di Masjid Alhusna, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, Jumat, 6 April 2018.
“Memang ada polisi yang memantau. Nyatat jadwal (khatib) tapi tidak nanya ke saya. Kalau pas kebetulan yang di Al Hidayah itu, pas saya turun tangga mereka nyatat jadwal. Kan saya dengar nama saya disebut (polisi). Satu nyatat, satu membacakan,” jelas Agus.
Belum ada konfirmasi dari Polri terkait aktivitas anggota Polri mendata khatib Jumat ini. Upaya konfirmasi yang disampaikan wartawan Banten Hits Maya Aulia Apriliani sejak Senin pagi hingga malam hari tak direspons Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Argo Yuwono.(Rus)