Pandeglang- Ratusan Pengungsi Korban tsunami selat sunda di Majelis Taklim Al-Ikhlas, Kampung Karabohong, desa Labuan mulai kekurangan logistik. Bahkan, sejak beberapa hari terakhir mereka tidak mendapat pasokan logistik.
Padahal, pemerintah kabupaten Pandeglang masih menyimpan berbagai macam logistik di gudang dekat yayasan Sohibul Barokah dan gudang BPBD di Kecamatan Cikoneng.
Salah seorang pengungsi Kaliri mengaku belum ada lagi kiriman logistik. Padahal, sebelumya bantuan logistik terus mengalir, bahkan ia juga sempat menjual logistik untuk mendapatkan uang.
“Selama ini penghasilan kami menunggu belas kasihan saja. Atau kami menjual beberapa sembako seperti mi instan dan beras dari pada buluk (jelek, red). Tetapi sekarang tidak ada sembako, tidak ada logistik apa yang mau dijual?” katanya, Rabu, 10 April 2019.
Akibatnya, Kaliri bersama pengungsi lainnya mulai tidak merasa nyaman. Mereka berharap bisa segera menempati Hunian Sementara (Huntara) yang disiapkan pemerintah.
“Kalau di Huntara kami bisa bebas berusaha dan merasa lebih nyaman saja,”pintanya.
Jumlah pengungsi di Majelis Taklim Al-Ikhlas saat ini mencapai 300 jiwa dari 98 Kepala Keluarga. Mereka sudah menempati pengungsian sejak empat bulan lalu. Namun ada beberapa diantaranya yang baru mengisi pengungsian sejak dua bulan terakhir.
Keluhan yang sama diutarakan pengungsi lainnya, Maryati. Ibu dua anak ini mengaku semakin berat menjalani hidup di pengungsian. Pasokan logistik yang terus berkurang, dibarengi dengan pendapatan yang hampir tidak ada membuat dia harus memutar otak untuk menyekolahkan anaknya.
“Kalau ada sedikit rezeki buat uang saku anak saya sekolah. Tapi kalau tidak ada, terpaksa libur,”katanya.
Editor: Fariz Abdullah