Serang – Aksi unjuk rasa yang dilakukan Badko HMI Jabodetabeka-Banten untum mengkritisi ketidaknetralan ASN di Provinsi Banten di depan pintu Pendopo Gubernur Banten Kamis 11 April 2019 berujung ricuh.
Sejumlah massa mahasiswa dilaporkan mengalami luka akibat dugaan kekerasan yang dilakukan sejumlah petugas keamanan.
Korlap Aksi Aliga Abdilah menuturkan chaos dalam aksi ini berawal saat masa aksi membakar ban. Awalnya berjalan kondusif namun secara tiba-tiba dari sebelah kiri masa aksi tanpa ada peringatan polisi masuk ke dalam lingkaran masa dengan persenjataan lengkap.
“Dari situ mulai tidak terkendali masa aksi di situ dipukul membabi buta sampai ada tiga orang yang dibawa ke dalam bis, bahkan di dalam bis terjadi pemukulan, injek, tendang hingga pencekikan,” ujarnya kepada awak media.
Sebelumnya diberitakan aksi unjuk rasa menuntut Gubernur Banten Wahidin Halim untuk mundur karena dinilai beberapa keterlibatan ASN dalam politik praktis dan tidak netral.
“Pemerintah provinsi Banten hari ini sedang terjangkit pelanggaran netralitas ASN sebuah pelanggaran yang sedang tumbuh subur di kalangan elit Pemprov Banten. Sanksi berat hati dijatuhkan kepada tiga ASN itu,” tungkasnya.
BACA JUGA: HMI Sebut Wahidin Halim Tengah Membangun Dinasti Baru di Banten
HMI juga menyebut dengan terbuktinya tiga pejabat Pemprov Banten terlibat memenangkan Muhammad Fadhlin, Gubernur Banten Wahidin Halim tengah membangun dinasti baru dengan berbagai cara memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki.
“Wahidin sebagai gubernur Banten hari ini tengah berupaya membangun dinasti baru dengan berbagai cara memanfaatkan kekuasaan, hal ini kami anggap akan mengembalikan Banten ke masa silam,” ungkap Aliga.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana