Tangerang – Suara warga Provinsi Jawa Barat yang merupakan lumbung suara terbesar nasional tetap tak tergeserkan milik Prabowo Subianto. Berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei, di antaranya Indo Barometer, pasangan Prabowo-Sandiaga Uno mendulang kemenangan telak 60,94 persen dari Jokowi-Ma’ruf yang hanya meraih 39,06 persen.
Sama seperti Jawa Barat, di Provinsi Banten yang merupakan “saudara muda” Jawa Barat, pasangan Prabowo-Sandiaga Uno torehkan kemenangan tebal. Data Indo Barometer menyebutkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 62,95 persen, sementara Jokowi-Ma’ruf hanya meraih 37,05 persen.
Kemenangan Prabowo-Sandi di Jawa Barat dan Banten cukup mengejutkan. Pasalnya, hampir seluruh kepala daerah mulai dari gubernur hingga bupati dan wali kota di dua provinsi ini secara terang-terangan mendukung pasangan Jokowi Ma’ruf. Bahkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil terlihat mati-matian memenangkan pasangan yang akhirnya kalah ini.
Pengamat poltik Universitas Padjadjaran Firman Manan seperti dilansir pikiran-rakyat.com menyebut, dukungan kepala daerah di Jawa Barat kepada Jokowi-Ma’ruf tak mampu mendorong warga Jawa Barat untuk mencoblos Jokowi-Ma’ruf.
“Mereka tidak dapat bergerak maksimal sehingga di posisi akhir tidak ada perubahan signifikan,” ucap Firman Manan.
Selain itu, Firman juga mencermati hal lain yang menyebabkan kekalahan Jokowi-Ma’ruf Amin di Jabar, yakni perubahan suara di saat-saat terakhir. Firman Manan mengatakan, perubahan itu terjadi dengan memanfaatkan karakter pemilih di Jabar yang religius.
“Sentimen emosional terkait dengan keagamaan akan mengubah preferensi. Ditambah lagi pernyataan dukungan dari ulama seperti Adi Hidayat, Abdul Somad, Aa Gym, dan Arifin Ilham dapat mengarahkan dukungan,” ujarnya.
Firman juga menyebut, mesin partai yang mendukung tidak beralan maksimal. Partai politik di luar PDIP lebih mengutamakan kerja untuk pemilihan anggota legislatif.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana