Pandeglang – Sejumlah warga di Kabupaten Pandeglang mulai mengalami krisis air bersih. Krisis air tersebut sudah di rasakan beberapa bulan terakhir. Dampak dari kekeringan itu, sekitar 533 hektar sawah di Kecamatan Pagelaran terancam gagal panen.
Selain itu, warga juga menggunakan air kotor untuk keperluan mandi, cuci dan kaskus (MCK). Hal itu, dilakukan warga di Kampung Karang Tengah, Desa Idaman, Kecamatan Patia.
Warga terpaksa menggunakan aliran sungai Cimoyan yang kotor untuk keperluan MCK, karena tidak ada air bersih yang bisa digunakan, karena sumur milik warga sudah mulai mengering.
“Sudah 3 bulan mengalami kekeringan, setiap hari ya begini menggunakan air kali di Cimoyan untuk keperluan mandi dan mencuci pakaian,” kata Neng Deni warga sekitar, Sabtu, 29 Juni 2019.
Sementara Kasi Damkar, Logistik dan Kedaruratan BPBD Pandeglang, Endan Permana mengatakan, sedikitnya ada tiga kecamatan yang mengalami kekeringan cukup parah.
“Yang mengalami kekeringan Kecamatan Bojong, Picung Patia, sama Munjul, adapun Kecamatan Pagelaran belum ada laporan,” katanya.
Hingga saat ini, pihaknya belum bisa memastikan akhir musim kemarau, sebab luas wilayah kekeringan semakin bertambah.
“Yang sudah dikirim baru tiga kecamatan yaitu Bojong, Picung, Patia, kekeringan tersebut kemungkinan bertambah, sebab masih musim kemarau, itu pun kami mendapat laporan dari petugas Tagana seperti hari ini dari kecamatan Panimbang,” jelasnya.
Editor: Fariz Abdullah
