Pernah Bela Mati-matian, Akademisi Untirta Kini Sebut Wahidin Halim Tak Punya Visi

Date:

Iksan Ahmad Staf Ahli Gubernur Banten. (Istimewa).

Serang – Akademisi Untirta atau Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Ikhsan Ahmad, beberapa waktu ke belakang dikenal sebagai ‘bemper’ Gubernur Banten Wahidin Halim, terutama jika sang boss terlibat polemik. Satu contoh adalah ketika Wahidin Halim berseteru dengan Koran Radar Banten.

BACA JUGA: Gubernur Banten Wahidin Halim Instruksikan Boikot Radar Banten

Meski pernah bela mati-matian, namun hubungan Ikhsan Ahmad dengan Wahidin Halim nyatanya tak happy ending. Ikhsan yang mengemban tugas Tenaga Ahli Gubernur Banten Bidang Media dan Public Relation sejak Juli 2018, memutuskan mundur dari jabatannya sebagai tenaga ahli gubernur Banten.

Terkait mundurnya Ikhsan Ahmad, pria yang populer dengan sebutan WH menyebut, tenaga ahlinya itu mundur karena tak kunjung mendapatkan surat keputusan (SK) dari dirinya. WH beralasan, SK soal tenaga ahli belum terbit karena belum ada formulasi regulasi.

“Proses dan cara merekrut tenaga ahli gubernur termasuk di dalamnya saudara Ikhsan Ahmad yang akan dipromosikan untuk menjadikan tenaga ahli ini, kami masih menyiapkan formulasi dan aturan yang sesuai mengenai kedudukan tenaga ahli gubernur. Ini dilakukan agar ke depan tidak ada permasalahan khususnya mengenai dasar hukum yang berlaku,” terang WH kepada wartawan, Jumat, 26 Juli 2019.

Terkait ide pengangkatan tenaga ahli, suami Niniek Nuraini ini menjelaskan, dirinya memang gemar berkumpul dan berdiskusi dengan orang-orang dari berbagai kalangan terutama yang memiliki keahlian dan potensi di bidangnya masing-masing, khususnya untuk mendiskusikan berbagai hal yang berdampak untuk kemajuan Banten ke depan. 

Itu sebabnya, lanjutnya, di rumah dinas kerap dilakukan berbagai diskusi yang langsung ia pimpin sendiri dengan topik-topik menarik dan sesuai dengan tren publik di Banten. Sehingga, bermula dari forum diskusi kecil semacam itu akan melahirkan ide-ide yang dapat dijadikan bahan pada proses pembuatan kebijakan gubernur dalam pembangunan di Banten. 

“Orang-orang yang punya wawasan dan memberikan masukan yang bagus untuk Banten selalu saya akomodir, baik soal sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, politik, pertanian, IPTEK dan lainnya yang penting tujuannya untuk kemajuan pembangunan Banten,” ujarnya.

BACA JUGA: Diduga Korupsi Berjamaah, 12 Orang Dekat Gubernur Banten Dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri

Jika di antara para peserta diskusi ada yang sangat menonjol di bidangnya, ia juga ingin menariknya menjadi semacam tenaga ahli sesuai kompetensinya masing-masing. Karena jika telah menjadi tenaga ahli, selanjutnya diharapkan dapat membantu dan memberikan masukan serta pertimbangan kepada gubernur sesuai dengan keahlianya tersebut. 

“Namun hingga sejauh ini masih menyiapkan formulasi dan aturan yang sesuai mengenai kedudukan para tenaga ahli gubernur tersebut, hingga saat ini masih dikaji mengenai kedudukan tenaga ahli agar sesuai dengan peraturan, termasuk di antaranya telah melakukan studi banding ke beberapa daerah,” paparnya.

Wahidin Tak Punya Visi

Dilansir indopos.co.id, khsan Ahmad menjelaskan, pengunduran dirinya sebagai tenaga ahli gubernur bukan masalah SK.

”Jika yang saya permasalahkan adalah SK atau legitimasi dengan segala konsekuensinya, saya bisa pastikan sejak tiga bulan pertama mengemban amanat sebagai TA Gubernur pasti saya sudah mundur,” ungkap Ikhsan.

Ia menegaskan, selama dirinya setahun menjadi TA, Wahidin Halim tidak punya visi yang jelas terhadap pembangunan media di Banten.

“Tidak pernah ada konsep, kajian dan program yang serius untuk membangun komunikasi yang baik dengan media, tidak ada koordinasi dan evaluasi dalam kerangka bersinergi membangun komunikasi pembangunan sebagai bagian dari upaya membentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan,” tuturnya.

Ikhsan mengatakan, selama dirinya menjadi TA Gubernur, dia merasakan kebutuhan TA hanya dimanfaatkan untuk mengcounter, berkonflik dan perang statement jika ada yang tidak berkenan dengan sikap gubernur.

“Parahya, istilah gubernur berkuping tipis terjadi, sehingga seringkali bersikap reaksioner. Bagi saya hal hal substansi inilah yangg menjadikan saya mundur,” cetusnya.

“Contoh semenjak selesai berkonflik dengan sebuah media massa di Banten, nyaris tidak pernah lagi ada koordinasi yang serius. Hal ini menjadi contoh, bahwa kepentingan TA hanya untuk berkonflik,” sambungnya.

BACA JUGA: Bawaslu Putuskan Tiga Pejabat Masuk Grup WhatsApp Pemenangan Anak Gubernur Terbukti Melanggar

Ikhsan menambahkan, alasan lain dirinya mundur adalah, ketiadaan etika gubernur sebagai pemimpin.

“Di tengah masyarakat masih menganggap saya sebagai TA gubernur, hampir setiap hari saya selalu menerima pesan dari masyarakat dengan segala persoalan dan kepentingannya agar bisa disampaikan kepada gubernur, termasuk pertanyaan maupun konfirmasi dari media. Di sisi lain, gubernur memutuskan komunikasi secara sepihak,” ungkapnya.

Lebih jauh,Ikhsan mengungkapkan, yang lebih mengecewakan lagi saat dirinya diminta membuat konsep oleh gubernur, dan setelah disodorkan konsep yang diminta, namun tidak pernah dibaca atau dibahas oleh gubernur.

”Sewaktu saya direkrut, saya diminta membuat konsep dan itu sudah saya buat. Namun, konsep itu tidak pernah dibaca, dibahas, sedangkan saya sebagai TA juga tidak pernah diarahkan untuk mengimplementasikan suatu konsep apapun, sehingga perjalanan komunikasi dan interaksi dengan media mengalir saja by trial and eror, tidak ada pendekatan dan paradigma berfikir yang jelas,” papar Ikhsan.

“Jika saya dianggap bohong, mengenai hal substansial ini, saya sudah merekam hampir semua percakapan WhatsApp saya dengan gubernur, saya siap publish, apakah ada hal hal yang substansial, kecuali hanya sikap reaksioner,” tegasnya.

Editor: Darussalam Jagad Syahdana

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Dua Parpol Pemilik Suara Besar di Banten Gelar Pertemuan Tertutup, Isyarat Koalisi Mencuat

Berita Banten - Partai Golkar dan Partai Gerindra yang...

Arahan Presiden Jokowi dalam Rakernas Kesehatan Nasional di Kabupaten Tangerang

Berita Banten - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri sekaligus...