Pandeglang – TB Alfine Marine 25 yang menggandeng kapal tongkang BG Nautika menumpahkan 7.000 ton batubara ke Laut Pandeglang, persisnya di Rancapinang, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Minggu, 14 Juli 2019.
Dampak tumpahan batubara tersebut mulai terlihat dua pekan setelah kejadian. Air laut Pandeglang dilaporkan berubah hitam. Akibatnya, aktivitas warga yang mayoritas nelayan dan pengerajin rumput laut menjadi terganggu.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Keluarga Pemuda Rancapinang (PRC) Ahmad Kurtusi kepada BantenHits.com, Minggu, 28 Juli 2019.
“Kotor, hitam. Dipegang sama tangan saja hitam,” kata Kurtusi.
BACA JUGA: 7.000 Ton Batubara Tumpah di Laut Pandeglang, Pemprov Banten Diam
Kurtusi mengaku, tumpahan batu bara tersebut dalat berdampak buruk pada habitat laut. Oleh karenanya, dia meminta agar pihak perusahaan segera bertanggungjawab.
“Warga khawatir laut di Rancapinang tercemar. Harapan kami, agar pihak perusahaan segera menangani,” ujarnya.
Sebelumnya, kapal TB Alfine Marine 25 melaju dari Palembang, menuju PLTU Pelabuhan Ratu membawa kapal tongkang BG Nautika yang bermuatan 7.000 batu bara.
Sesampainya di Rancapinang, kapal TB Alfine Marine 25, diduga disapu ombak hingga harus di evakuasi oleh TB Alfine Marine 19, sayangnya TB Alfine Marine 19, gagal dalam mengevakuasi, hinngga batu bara tersebut tumpah ke laut.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana