Melirik Pelaku Budidaya Lebah Teuweul di Lebak; Jadi Penelitian Mahasiswa IPB sampai Raih Penghargaan Bergengsi

Date:

Nana Suryana alias Nana Teuweul sembilan tahun bergelut dengan budidaya Lebah Teuweul. (Istimewa).

Lebak- Nana Suryana warga Kampung Cipadang, Desa Cipadang, Kecematan Cileles, Kabupaten Lebak ramai diperbincangkan masyarakat. Bukan karena masalah, pria yang akrab disapa ‘Nana Teweul’ ini tenar lantaran ulahnya yang banyak memotivasi masyarakat.

Ya, Nana seorang pelaku budidaya Lebah Teuweul lokal Kabupaten Lebak. Selama sembilan tahun Nana telah bergelut dan bersahabat dengan lebah-lebah yang menghasilkan madu-madu berkualitas.

Kegigihan Nana dalam budidaya Lebah Teuweul mendapat banyak perhatian berbagai pihak. Tak terkecuali anggota DPRD Lebak, Dian Wahyudi.

Aleg Fraksi Partai Keadilan Sejahtera itu belajar banyak mengenai Lebah Teuweul.

“Ketenaran Nana di Lebak, membuat kami tidak sulit untuk mendatangi lokasi budidaya Lebah Teuweul miliknya di Cileles Lebak,”kata Dian kepada BantenHits, Senin, 17 Februari 2020.

Bahkan Dian mengungkapkan saat kunjungannya, Nana pun tengah ‘menghadapi’ dua mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang sedang mengerjakan Skripsinya.

“Memang Lebah Teuweul ini menarik untuk dikupas atau diteliti juga dibudidaya,”ungkapnya.

Sementara Nana Suryana mengaku memulai usaha dan budidaya Lebah Teuweul (Trigona Sp) sejak 2011. Saat itu, ia bercerita berkeliling kampung untuk melihat potensi Koloni Lebah Teuweul yang berada di Cileles, Lebak.

“Saya memulai tahun 2011, dengan berkeliling di kampung, melihat potensi koloni Lebah Teuweul di kampung ini. Saya membeli koloni Lebah yang bersarang di Bambu Seken, ini istilah saya, Bambu Layeus yang di dalamnya ada koloni Lebah. Saya ambil madunya, sedangkan koloninya saya ternakan,”tuturnya.

“Baru setelah 2015, saya mulai berternak Lebah Teuweul dengan kotak sarang koloni nya. Dimulai dari koloni lokal kampung sini. Sampai saat ini, setidaknya saya sudah menemukan sekitar 8 jenis koloni lokal. Ada pula saya ternak dari jenis koloni dari daerah lain, dari Gunung Karang Pandeglang, dari Sumatera juga ada,” tambahnya.

Meski demikian, Nana tak langsung berpuas diri. Ia terus mengasah kemampuan dan ketekunanya dengan mengikuti berbagai pelatihan, disamping itu berbagai kelengkapan izin, label halal dan uji labolatorium juga bertahap di lengkapi. Sebagai pertanggungjawaban produk ternak Lebah nya 100% asli dan berkualitas.

“Alhamdulillah, tahun 2019 saya mendapatkan penghargaan API Inspiration dari Asosiasi Perlebahan Indonesia, sebagai penggerak budidaya Kelulut atau Lebah Teuweul di Banten. Saat ini jenis Teuweul yang saya ternak, ada jenis Laeviceps lokal, Hitero Trigona Itama Gunung karang serta beberapa janis lain,”jelas Nana.

“Saya juga membuat saung-saung, tempat untuk siapa saja yang mau belajar, berlatih, karena Lebah ini luar biasa, saya ingin banyak yang tergerak untuk ternak, karena Lebah lokal akan terjaga habitat dan jumlahnya semoga semakin bertambah, lingkungan sekitar menjadi lebih asri kualitas habitat atau ekosistemnya, karena mengharuskan banyak pohon dan bunga, agar Lebah mudah mencari makanan. Apalagi dari sisi bisnis cukup lumayan hasilnya,”sambung Pria pencetus produk Rambo Madu Teuweul Cipta Sejahtera ini.

Editor: Fariz Abdullah

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Setelah Sebatik Merambah Pasar Taiwan hingga Belanda, Kini Giliran Sepatu Lokal ‘Dorks’ Diekspor ke Senegal

Berita Tangerang - Sepatu-sepatu lokal di Kabupaten Tangerang yang...

Kata Pejabat Kemenko Perekonomian dan Bank Indonesia soal Inflasi dan Digitalisasi di Banten

Berita Banten - Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID...

Emang Boleh Ada Bolen Selegit ‘Ovenin’ Buatan Sri?

Berita Tangerang - Sri Yuningsih memberikan garansi tentang keunggulan...

bank bjb Kembali Dipercaya Jadi Penempatan RKUD Kota Tangsel

Berita Tangsel - bank bjb kembali dipercaya sebagai tempat...