Serang – Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) Perwakilan Serang, meminta Pemerintah memberikan solusi kepada para pelajar di daerah pelosok agar bisa melakukan proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Pasalnya, kuota gratis yang diberikan oleh pemerintah tak termanfaatkan dengan baik, mengingat beberapa daerah pelosok di Provinsi Banten belum tersentuh jaringan operator, sedangkan proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19 harus melalui dalam jaringan (daring).
“Paket kuota kalau enggak ada jaringan ya gimana, kaya punya paket kuota tapi gak punya handphone, atau punya bensin tapi enggak punya motornya,” kata Ketua Kumala Pw Serang, Misbah kepada BantenHits.com, Jumat 11 September 2020.
Ia menyebut, pemerintah terkesan tidak bisa memberikan solusi yang baik terhadap proses pembelajaran di masa Pandemi terhadap para pelajar yang kesulitan sinyal operator.
“Pemerintah Pusat dan Daerah belum bisa melihat dari permasalahan yang dirasakan oleh paa siswa yang ada di pelosok, tanpa didasari analisis yang jelas,” ujarnya.
Menurut dia, jika pemerintah sudah mengetahui permasalahan yang dirasakan para murid di pelosok daerah seperti Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Namun tak memberikan solusi, artinya pemerintah terkesan diam dan menonton jeritan generasi bangsa.
“Iya mereka sampai tutun naik gunung dan menyusuri bukit demi belajar dimasa pandemi, masa menjadi tontonan, harusnyakan ada solusi yang baik,” ujarnya.
Aktivis Mahasiswa menyarankan agar pemerintah dapat menyediakan fasilitas seperti Wifi atau memberikan akses jaringan ke daerah peloksok yang saat ini tidak terdapat jaringan sama sekali.
Dia beranggapan, penyediaan fasilitas itu tak akan membuat pemerintah mengalami kerugian. Karena fasilitas tersebut bisa digunakan sampai selanjutnya meskipun Pandemi Corona ini sudah berakhir dan memudahkan masyarakat mengakses infomrasi.
“Kan solusinya memberikan fasilits untuk bisa mengakses jaringa, itu yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah bagi siswa yang ada di peloksok,” tandasnya.
Editor: Engkos Kosasih
