Kala Warganet Serupakan Masjid Raya Al Jabbar seperti Alun-alun Zaman ‘Baheula’

Date:

Warganet serupakan Masjid Raya Al Jabbar seperti alun-alun zaman ‘baheula’ menyusul viralnya aksi pencopetan di masjid tersebut. FOTO Ilustrasi Masjid Al Jabbar: jabarprov.go.id.

Berita Bandung – Masjid Raya Al Jabbar yang disebut-sebut sebagai ikon baru warga Jawa Barat, kondisinya diserupakan warganet dengan alun-alun zaman baheula alias tempo dulu.

Hal tersebut menyusul viralnya aksi pencopetan yang menimpa jemaah Masjid Al Jabbar. Aksi kriminalitas yang terjadi di Masjid Al Jabbar itu disebut Satpol PP Jawa Barat bukan yang pertama kali. Bahkan, sejak masjid tersebut diresmikan hingga 15 Januari 2023, Satpol PP Jabar telah menerima 500 pengaduan.

Beraksi di Keramaian

Dilansir RCTI+, jaringan BantenHits.com, aksi pencopetan yang menimpa jemaah Masjid Raya Al Jabbar itu terekam kamera pengawas (CCTV) dan viral di media sosial (medsos).

Dalam video yang beredar, aksi pencopetan tersebut terjadi saat masjid yang baru diresmikan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil itu ramai dikunjungi jemaah.

Di sela keramaian, seorang laki-laki berpakaian serba hitam melancarkan aksinya. Dia memanfaatkan kelengahan jemaah yang tengah bercengkerama dengan jemaah lainnya.

Tanpa disadari, copet pun mengambil sesuatu dari tas korban yang merupakan ibu-ibu berkerudung itu. Meski begitu, tidak dijelaskan dalam video barang apa yang diambil oleh pencopet tersebut.

Menanggapi aksi tersebut, banyak warganet yang geram. Mereka menilai, copet yang bergentayangan itu sangat meresahkan jemaah masjid yang kini menjadi ikon baru di Jabar itu.

“Di mana ada keramaian di situlah maling bergentayangan, tindak kejahatan terjadi salah satunya karena faktor kelalaian kita sendiri tetaplah waspada,” tulis warganet.

“Kaga abis pikir w itu orang berani juga padahal tempat nya terbuka banget kalo satu orang ada yg ngeliat abis tu bocah,” warganet lainnya menimpali.

Terkait kondisi itu, warganet bahkan menyebut kondisi Masjid Al Jabbar tak ubah seperti kondisi Alun-alun zaman dulu dimana copet banyak berkeliaran.

“Al jabbar geus siga (sudah kaya) alun alun baheula, loba anak buah saep abong ker rame (banyak anak buah saep, mentang-mentang lagi ramai),” tulis warganet itu.

Tingkatkan Patroli

Menyikapi fenomena tersebut, Polrestabes Bandung melalui akun Instagramnya juga memberikan respons. Mereka berjanji akan meningkatkan patroli di Masjid Raya Al Jabbar.

“Terima kasih atas informasinya akan kami ingatkan kembali ke semua pihak untuk meningkatkan lagi giat pemantauan di lokasi-lokasi yang terdapat kerumunan massa,” tulis @polrestabesbandung.

Terpisah, Kepala Satpol PP Jabar, Ade Afriandi mengatakan, aksi kejahatan di Masjid Raya Al Jabbar bukan kali ini saja terjadi. Tindakan premanisme berupa pemalakan pun terjadi di masjid milik Provinsi Jabar ini.

“Tanggal 24 Januari sudah menangkap yang melakukan pemaksaan atau pemalakan, kemarin kita menangkap yang terduga pencopetan,” kata Ade Afriandi, Selasa, 31 Januari 2023.

Sejak Masjid Raya Al Jabbar diresmikan hingga 15 Januari 2023 lalu, pihaknya sudah menerima sekitar 500 pengaduan. Salah satu alasan masih banyaknya pengaduan adalah keterbatasan personel untuk memantau aktivitas seluruh pengunjung masjid.

Ade Afriandi juga menjelaskan bahwa pengaduan pencopetan itu terjadi saat libur panjang, beberapa waktu lalu. Ketika itu, pengunjung Masjid Raya Al Jabbar sangat membeludak.

Terkait personel pengamanan, Ade Afriandi menjelaskan bahwa pengamanan hanya didukung personel Satpol PP Jabar, Satpol PP Kota Bandung, satpam yang direkrut khusus pihak masjid dan tenaga bantuan dari dinas lingkup Pemprov Jabar.

“Total 80-100 personel. Kalau pada saat libur panjang kita perkirakan penuh sekitar 10.000 (pengunjung), kalau di kami 100 berbanding 10.000 yang berkunjung, tidak sepadan,” ujar Ade.

Kesulitan lain pengamanan adalah luasnya Masjid Raya Al Jabbar. Fasilitas ruang utama untuk ibadah saja mencapai sekitar 1 hektare, basament terdiri dari toilet, tempat wudhu, pameran museum serta fasilitas meeting, ditambah plaza atas dan plaza bawah.

“Koridor yang ada dome utara selatan nyambung ke jembatan keluar. Otomatis 100 personel hanya cukup di ruang utama sebetulnya,” beber Ade.

Maka dari itu, untuk sementara, pihaknya meminta masyarakat mengikuti arahan petugas yang berjaga sebagai bentuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sumber: RCTI+

 

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

    View all posts

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Dibedah di Hadapan Akademisi Untirta, Ini Penjelasan Kabupaten Serang Maju yang Jadi Visi Andika

Berita Serang - Kabupaten Serang Maju diusung jadi visi...

Pengalaman Pimpin Daerah Otonom Baru, Airin Setuju soal Pemekaran Kabupaten Tangerang dan Wilayah Lainnya

Berita Tangerang - Bakal calon gubernur Banten 2024-2029, Airin...

Siasat Airin Agar Bantuan untuk Pesantren di Banten Terus Menggelontor tanpa ‘Bocor’

Berita Banten - Bantuan untuk pondok pesantren di Banten...