Sederet Langkah Antisipasi Dilakukan DPKP Kabupaten Tangerang Cegah Merebaknya Flu Burung

Date:

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan atau DPKP Kabupaten Tangerang melakukan sejumlah langkah antisipasi untuk mencegah merebaknya flu burung di Kabupaten Tangerang. (Istimewa)

Berita Kabupaten Tangerang – Untuk mengantisipasi merebaknya virus flu burung varian baru di Kabupaten Tangerang, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan atau DPKP Kabupaten Tangerang, Banten, mengawasi ketat arus lalu lintas ternak di Kabupaten Tangerang.

“Sejauh ini kami sudah menyiapkan beberapa langkah mitigasi dalam pencegahan masuknya kasu flu burung varian baru di Kabupaten Tangerang,” kata Kepala DPKP Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika, Jumat, 3 Maret 2023 dilansir laman resmi Pemkab Tangerang.

Ia menyebutkan, dalam mitigasi yang dilakukan di antaranya melakukan koordinasi dengan instansi terkait kewaspadaan peningkatan kasus Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) yang bersifat zoonosis.

Kemudian, pihaknya akan kembali mengaktifkan Partisipatory Disease Surveilans dan Respons (PDSR) dengan melakukan surveilans dan merespons apabila ada laporan dan ditemukan kasus yang mengarah kepada Avian Influenza tersebut.

“Kami melakukan pembinaan kepada pemilik/peternak unggas terhadap kewaspadaan dan pelaporan jika ditemukan tanda klinis yang mengarah kepada Avian Influenza yaitu penurunan produksi dan kematian mendadak,” katanya.

Selanjutnya, kata dia, DPKP Kabupaten Tangerang akan mengawasi lalu lintas ternak dan melaporkan ke i-Sikhnas terhadap tanda klinis yang mengarah kepada Avian Influenza.

“Merespon laporan/informasi dugaan Avian Influenza dan berkoordinasi dengan Balai Veteriner Subang untuk pengambilan sampel,” ujar dia.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner DPKP Kabupaten Tangerang, Joko Ismadi menambahkan bahwa sejauh ini di Kabupaten Tangerang sendiri belum ditemukan adanya kasus jenis Avian influenza yang menjangkit unggas.

Namun, lanjut dia, pihaknya sudah melakukan surveilans terhadap beberapa hewan unggas yang diduga suspek terjangkit flu burung.

“Kemarin kita sudah mengambil sample untuk menentukan apakah unggas itu terjangkit varian baru atau lama. Dan itu pun ada satu ekor, jadi kita pantau terus perkembangannya,” katanya.

Ia menjelaskan, penyakit jenis Avian influenza (AI) merupakan viral akut pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza type A subtipe H5 dan H7.

Menurutnya, semua jenis unggas dapat terserang virus influenza A tersebut dengan bersifat zoonosis dan angka kematian sangat tinggi karena dapat mencapai 100 persen.

“Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dari unggas terinfeksi dan unggas peka melalui saluran pernapasan, konjungtiva, lendir dan feses, atau secara tidak langsung melalui debu, pakan, air minum, petugas, peralatan kandang, sepatu, baju dan kendaraan yang terkontaminasi virus AI serta unggas hidup yang terinfeksi,” ujar dia.

Sebelumnya, munculnya dua kasus kematian akibat flu burung varian baru yakni Clade Baru 2.3.4.4b virus influenza A atau H5N1 di Kamboja kembali membuat sejumlah negara termasuk Indonesia menerapkan kewaspadaan.

Dari kasus flu burung sebelumnya sempat muncul di Indonesia pada 2005, dan saat itu kasus H5N1 ditemukan di Jakarta dengan lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Tanah Air. Kemudian, pada 2006 tercatat ada 55 kasus dengan angka kematian yang tinggi mencapai 45 kasus.

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related