Dua Kasus Bikin Heboh, Ternyata di Kota Tangerang Ada 20 Ribu Warga Alami Obesitas

Date:

Dua kasus obesitas bikin heboh, ternyata di Kota Tangerang ada 20 ribu warga alami obesitas. FOTO ILUSTRASI: Proses evakuasi Cipto Raharjo (45) pria obesitas dengan bobot 200 kg di Kunciran Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Selasa malam, 4 Juli 2023. (FOTO: RCTI+)

Berita Tangerang – Dua kasus pria obesitas dari Kota Tangerang membuat heboh publik. Kasus pertama Muhammad Fajri (27), warga Kelurahan Pedurenan, Kelurahan Karang Tengah, Kota Tangerang.

Pemuda malang memiliki berat badan 300 kilogram ini akhirnya meninggal dunia Kamis dini hari, 22 Juni 2023 sekira pukul 1.30 WIB dini hari, setelah menjalani serangkaian perawatan medis di RSCM Jakarta.

Kekinian kembali muncul pria dengan obesitas. Kali ini Cipto Raharjo (45), warga Kunciran Indah, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Pria berbobot 200 kg ini dievakuasi petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang dari rumahnya ke RSUD Kota Tangerang, Selasa malam, 4 Juli 2023.

Angka Obesitas Meningkat

Dinas Kesehatan Kota Tangerang mengungkapkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, kasus obesitas di Indonesia meningkat signifikan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Dari 10,5 persen pada 2007 menjadi 21,8 persen pada 2018.

Sedangkan di Kota Tangerang, Dinas Kesehatan mencatat dengan data terakhir pada Mei 2023, ada 20 ribu warga Kota Tangerang mengalami obesitas.

Ini merupakan skrining dengan sasaran diatas 15 tahun, dan juga ditemukan hasil warga terkonfirmasi obesitas didominasi usia 20 tahun hingga 50 tahun.

Diketahui, obesitas merupakan masalah multifaktor yang dipengaruhi peningkatan asupan energi, perubahan pola makan dari tradisional ke modern, urbansisasi, dan penurunan aktivitas fisik. Faktor tersebut didukung oleh kontribusi faktor lain seperti aspek sosial ekonomi, budaya, perilaku dan lingkungan.

Optimalkan Posbindu

Kini, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) terus berupaya menahan laju prevalensi obesitas di Kota Tangerang. Salah satunya, dengan mengoptimalkan program Pos Binaan Terpadu (Posbindu) yang kini ada 419 Posbindu yang tersebar di Kota Tangerang.

Kepala Dinas Kesehatan, dr Dini Anggraeni mengungkapkan Posbindu merupakan kegiatan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular termasuk obesitas, melalui pemberdayaan masyarakat. Sasaran program ini ditujukan kepada seluruh masyarakat sehat dan berisiko yang berusia mulai dari 15 tahun ke atas.

“Posbindu diselenggarakan dalam sebulan sekali atau lebih, sesuai dengan kesepakatan serta dapat saja disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat,” ungkap dr Dini melalui laman resmi Pemkot Tangerang.

Melalui Posbindu, lanjut Dini, dilakukan berbagai kegiatan yang menyehatkan, mulai dari cek lingkar perut wanita maksimal 80cm dan pria 90cm, cek indeks masa tubuh kurang dari 25 baik dan lebih dari 25 terindikasi buruk.

“Selain itu, pemeriksaan faktor risiko seperti diet tidak sehat, kurang aktvitas fisik, merokok dan mengkonsumsi alcohol, serta pemeriksaan gangguan mental atau emosional,”  bebernya.

Selain itum di Posbindu, warga juga dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, tes tajam pengkihatan dan pendengaran, serta tersedianya konseling atau edukasi pentingnya konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, bahaya merokok dan alkohol serta pembatasan gula, garam dan lemak.

“Posbindu dapat diikuti semua masyarakat, dengan pemantauan dan pendampingan Puskesmas. Kegiatan ini dapat diikuti secara gratis, untuk semua kalangan mulai dari usia 15 tahun, baik ibu-ibu, remaja bahkan bapak-bapak diimbau untuk rutin mengikuti Posbindu. Jangan malas, karena obesitas tengah menghantui kita dengan pola hidup tidak sehat yang dilakukan,” imbau dr Dini.

Sebagai informasi, dengan Posbindu, masyarakat dapat mengetahui atau mengidentifikasi faktor risiko penyakit tidak menular pada tubuh. Bisa melakukan upaya intervensi faktor risiko penyakit tidak menular dengan modifikasi perilaku, konseling dan edukasi. Terlebih, dapat dilakukannya rujukan sedini mungkin bagi individu berisiko tinggi yang memerlukan layanan pengobatan lebih lanjut.

 

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Formatang Minta Ratu Atut Mewakafkan Satu Keluarganya untuk Mengabdi di Kabupaten Tangerang

Berita Tangerang - Forum Masyarakat Tangerang atau Formatang meminta...

Wali Kota Tangerang Sehari Akan Bertugas 20 Mei 2024

Berita Tangerang - Wali Kota Tangerang terpilih akan segera...

‘Jalur-jalur Khusus’ Pengaduan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Kota Tangerang

Berita Tangerang - Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas...

Airin Tolak Istilah ‘Borong Parpol’ saat Daftar Calon Gubernur Banten 2024-2029 di PKB

Berita Banten - Calon Gubernur Banten 2024-2029, Airin Rachmi...