Lebak – Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengaku kewalahan untuk mendatangkan artefak asli peninggalan Belanda untuk dipamerkan di Museum Multatuli.
Iti mengatakan, untuk mendatangkan Patung max Havelaar dan Peta Kabupaten Lebak tulisan Belanda memerlukan biaya yang luar biasa dimana pemerintah Indonesia saja tidak menyanggupi.
“Biaya perawatannya yang tidak kita sanggupi harus triliun rupiah, mulai dari suhu, tempat bahkan hingga penerangan,” kata Iti saat meninjau museum Multatuli Lebak, Senin (15/1/2018).
Menurutnya, Museum nasional di Belanda mengizinkan patung dan artefak lainnya yang asli Multatuli (Max Havelaar) untuk dibawa ke Kabupaten Lebak namun dengan komitmen pemkab Lebak harus menyanggupi pemeliharaannya.
“Kita tidak sanggup untuk memeliharanya , karena itu sebagian artefak kita minta izin untuk di replika,” ungkapnya.
Artefak yang direplika, sambung Iti, mulai dari patung, baju dan beberapa peninggalan Multatuli lainnya. Di museum Multatuli sendiri, bukan hanya berbau Belanda saja melainkan beberapa benda peninggalan pra sejarah dan kemerdekaan.
“Ada benda-benda kerajaan dan lainnya, banyak yang akan kita pamerkan,” tutunya.
Iti mengaku dengan lengkapnya artefak di Museum Multatuli, tentunya akan mendongkrak kunjungan wisata ke Kabupaten Lebak juga akan menambah wawasan mengenai sejarah Kabupaten Lebak.
“Sebelum lengkap saja sudah mencapai 47 ribu, apalagi nanti kalau sudah lengkap. Ini juga akan meningkatkan budaya literasi terhadap masyarakat,” pungkasnya.(Zie)