Pandeglang – Perilaku seks menyimpang seperti lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau LGBT di Pandeglang harus diluruskan agar tidak semakin meluas. Oleh karenanya perlu dilakukan pembinaan. Santri dituntut berkomitmen memberikan pembinaan kepada LGBT di Banten khususnya Pandeglang.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PB MALNU Pusat KH. Tb. Hamdi Ma’ani di Menes, Pandeglang, Rabu, 24 Oktober 2018.
“Kami juga perihatin. Jadi bukan diberantas tapi dilakukan pembinaan, karena mereka juga mahluk Allah SWT. Harus dihargai, tapi penyimpangannya harus diluruskan,” kata Hamdi.
Untuk melakukan pembinaan tersebut, Hamdi mengaku masih memiliki keterbatasan, lantaran Pemerintah Kabupaten Pandeglang tidak memiliki rumah singgah. Beruntung, Ulama kharismatik asal Cidahu Pandeglang, KH Abuya Muhtadi Dimyathi Al-Bantany membuat basecamp untuk Relawan Pencegah Maksiat (RPM) yang peruntukannya untuk rumah singgah.
“Pemda belum memiliki rumah singgah, tapi berkat kebijakan Abuya Muhtadi yang membuat basecamp RPM sehingga bisa digunakan untuk rumah singgah. Nanti kita lakukan pembinaan di sana kalau ada LGBT dan pengguna narkoba yang tertangkap,” tandasnya.(Rus)