Serang- Sedikitnya 800 kepala keluarga (KK) di Desa Tonjong, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang mulai mengeluh dengan kekeringan yang berlangsung sejak dua bulan silam. Mereka kesulitan mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mulai dari makan, minum hingga memasak.
Krisis air bersih itu terjadi setelah air sumur yang biasa mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup mulai terasa asin bahkan diperparah dengan kondisi air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang tak berfungsi alias mati.
Hal tersebut tentunya membuat sejumlah masyarakat terpaksa membeli air bersih untuk keperluan sehari-hari.
“Ngambil dari masjid buat air sehari-hari, kalau buat minum beli galon isi ulang Rp 5 ribu. Kekeringan mah udah dua bulanan. Biasanya pakai air pam, air pam mati juga. Di masjid juga airnya kurang enak, enggak bisa dipakai minum,”kata Dahuri salah satu warga.
Selain itu, Tokoh masyarakat Desa Tonjong, Udin Supriyadin, menceritakan kalau ada sekitar 800 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di 5 kampung mengalami kekeringan. Bahkan air dari PDAM pun belum mengalir normal.
“Karena kebetulan di Desa Tonjong ada 5 kampung, untuk saat ini, karena air dari PDAM belum mengalir normal. Lahan pertanian 300 hektare terancam gagal panen,” kata Udin ke awak media ditemui saat pembagian air bersih dari Polsek Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten, Jumat 9 Agustus 2019 sore.
Sementara Polsek Kramatwatu bersama PT Tajama Konstruksion baru saja menyalurkan 57 ribu liter air bersih di kedua desa tersebut.
AKP Raden Sofian yang baru menjabat sebagai Kapolsek dua hari setelah dilantik bercerita, dia berkeliling ke masyarakat dan banyak menerima keluhan kesukitan mendapatkan air bersih saat musim kering.
“Saya memang tidak punya uang memberikan air sebanyak ini, ahirnya Alhamdulillah dari Tajama siap membantu air bersih dan toren,” kata Sofian.
Editor: Fariz Abdullah