Serang – Gerakan Mahasiswa Serang Utara menggelar aksi unjuk rasa di Perempatan Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang, Jumat, 30 Maret 2018. Mahasiswa menolak kenaikan bahan bakar minyak (BMM) jenis Pertalite sebesar Rp 200. Mahasiswa menilai kebijakan tersebut pemerintah dianggap sudah tidak pro rakyat.
“Kami menganggap bahwa pemerintah sudah tidak pro terhadap rakyat,” ungkap Korlap aksi Imam Nawawi kepada Banten Hits, Jumat, 30 Maret 2018.
Menurutnya, pemerintah tidak mempunyai solusi yang konkret terhadap masyarakat. Kebijakan menaikan harga BBM, kata Imam, diyakini akan disusul kenaikan harga kebutuhan pokok.
Massa aksi juga menyoroti kebijakan-kebijakan yang dinilai mengecewakan rakyat. Selama 2018 ini, PT Pertamina telah menaikan harga BBM sebanyak 4 kali.
Kenaikan pertama, lanjutnya, pada awal tahun tepatnya pada tanggal 13 Januari 2018. Saat itu harga Pertamax yang semula harganya Rp 8.600 naik Rp 200. Kedua Pertamax Turbo yang awalnya dengan harga Rp 10.550 naik menjadi Rp 10.800, dan Dexlite yang awalnya seharga Rp 7.450 menjadi Rp 7.650. Teranyar 24 Maret 2018, Pertalite kembali dinaikan sebesar Rp 200.
“Kami mengkritisi kebijakan ini karena efeknya domino, dan sangat fundamental. Berbicara BBM ini adalah salah satu kebutuhan yang termasuk dalam kategori primer, di mana sektor ekonomi pula akan menjadi imbas dari kenaikannya BBM,” tegasnya.(Rus)