Mens sana in corpore sano, ungkapan ini dikenal luas dari seorang pujangga Romawi, Decimus Iunius Juvenalis. Karena yakin di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka orang-orang pun kini berbondong-bondong memilih jalan hidup sehat dengan berolahraga salah satunya.
Membiasakan hidup sehat, dewasa ini sudah menjadi gaya hidup. Mulai dari menjauhi makanan serba instan dan kembali ke makanan alami, hingga berdisiplin meluangkan waktu untuk berolahraga.
Mens sana in corpore sano, ungkapan ini dikenal luas dari seorang pujangga Romawi, Decimus Iunius Juvenalis. Karena yakin di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka orang-orang pun kini berbondong-bondong memilih jalan hidup sehat dengan berolahraga salah satunya.
Membiasakan hidup sehat, dewasa ini sudah menjadi gaya hidup. Mulai dari menjauhi makanan serba instan dan kembali ke makanan alami, hingga berdisiplin meluangkan waktu untuk berolahraga.
Mereka yang memilih sehat adalah orang-orang yang paham melawan sakit. Seperti kata Hippocrates, pelindung paling penting untuk melawan penyakit adalah sikap tidak berlebihan dan cara hidup sehat.
Setelah memilih jalan hidup sehat, mereka kemudian akan berupaya “menularkan” cara hidup sehat kepada orang-orang di sekitarnya.
Orang-orang yang memilih sehat dan “menularkan” sehat, di antaranya adalah orang-orang tua yang setiap Sabtu – Minggu berada di lapangan bola Jalan Daan Mogot, Kota Tangerang. Mereka menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah sepakbola di tempat itu.
Tujuannya bukan melulu untuk memaksa anaknya jadi atlet, namun, mereka hendak menanamkan cara hidup sehat dengan berolahraga. Olahraga dewasa ini juga menjadi penangkal paling efektif untuk masuknya pengaruh negatif bagi anak.
Di lapangan hijau itu, puluhan anak-anak tampak ceria berlenggak-lenggok mengolah si kulit bundar. Inilah salah satu cara menanamkan cara hidup sehat itu.
Sifiyan Hadi (45), warga Kelurahan Sukasari, Kota Tangerang mengatakan, anaknya yang ijut dalam klib sekolah sepak bola itu baru berusia 7 tahun. Sofiyan sengaja memasukan anaknya ke sekolah sepakbola untuk menangkal pengaruh negatif terhadap anak-anak seusia itu.
“Saya akan biasakan hidup sehat di lapangan hujau. Ini untuk mengantisipasi tawuran dan narkoba yang sedang marak di kalangan remaja,” katanya.
Tak hanya itu, kata Sofyan Hadi, kini anak-anak seusia anaknya itu tengah didera keranjingan games dan internet.
“Banyak anak-anak sekarang yang pada main games di warnet (warung internet) dan yang parah lagi situs video porno gampang dibuka pengguna internet,” katanya lagi.
Pengaruh-pengaruh negatif di lingkungan itulah yang membuat Sofiyan Hadi bertekad untuk membimbing anaknya di jalan sehat. Salah satunya dengan bersepakbola sejak dini.
“Saya sebagai orang tua ngeri, Mas. Melihat anak-anak yang berbuat negatif seperti yang banyak diberitakan di tv maupun di koran,” jelasnya lagi.
Sementara Fahrul Niandi, salah seorang pelatih sekolah sepak bola mengatakan, selain membiasakan hidup sehat buat anak anak usia dini dan remaja, dengan bersekolah sepak bola juga bisa menjadi ajang prestasi.
Mereka yang mempunyai prestasi bisa disalurkan untuk tim PSSI. Namun sayangnya, kata Fahrul, banyaknya sekolah sepak bola di Tangerang tidak mendapat perhatian yang serius dari pemerintah daerah.(Rus)