Banten Hits.com – Ada yang berbeda ketika melintas di Jalan Berhias, sepanjang pinggir Sungai Cisadane, Kampung Kali Pasir, Kota Tangerang. Yang membuat berbeda adalah konsentrasi sekelompok anak muda yang menamakan diri untuk kegiatannya: Tangerang Street Art Festival (TSAF).
Sebuah dinding sepanjang 15 meter dengan lebar 10 meter yang merupakan dinding sarang burung walet, dijadikan kanvas oleh puluhan anak-anak muda. Dengan menggunakan steger yang dipasang berderet menjulang, anak-anak muda Tangerang menuangkan kreasinya di atas dinding.
Banten Hits.com – Ada yang berbeda ketika melintas di Jalan Berhias, sepanjang pinggir Sungai Cisadane, Kampung Kali Pasir, Kota Tangerang. Yang membuat berbeda adalah konsentrasi sekelompok anak muda yang menamakan diri untuk kegiatannya: Tangerang Street Art Festival (TSAF).
Sebuah dinding sepanjang 15 meter dengan lebar 10 meter yang merupakan dinding sarang burung walet, dijadikan kanvas oleh puluhan anak-anak muda. Dengan menggunakan steger yang dipasang berderet menjulang, anak-anak muda Tangerang menuangkan kreasinya di atas dinding.
Sebagian kreasi mereka seragam, yakni ikon-ikon Kota Tangerang. Namun adapula lukisan dengan tema lain. Inilah cara anak muda Kota Tangerang memaknai HUT Kota Tangerang yang ke-22 yang jatuh pada Sabtu (28/02/2015). Mereka mempersembahkan hasil karyanya sebagai kado bagi kota tercinta.
TSAF memulai kegiatannya sejak Kamis (26/02/2015) dan berakhir Minggu (1/03/2015).
Abdi Sadrax, salah seorang perwakilan TSAF mengatakan, festival ini dilakukan sebagai bentuk partisipasi dalam rangka HUT Kota Tangerang yang ke-22.
“(Festival) ini sebenaranya mencuri momen kota yang sedang berulang tahun. Kami melukis ikon-ikon Kota Tangerang sebagai kado HUT Kota Tangerang yang ke-22,” ujar Abdi.
Abdi menjelaskan, TSAF bisa terwujud berkat kesadaran kolektif para anggotanya. Kegiatan ini sama sekali tak ada campur tangan Pemerintah Kota Tangerang, terutama dalam soal pendanaan.
“Ya, kita lakukan secara kolektif. Pemerintah (Kota Tangerang) hanya memberikan ijin melalui kecamatan, dan ijin warga yang tembok rumahnya sebgai media unutk melukis. Ada salah satu perusahaan cat yang membantu dalam kegiatan ini,” ujarnya.
Abdi menambahakan, kegiatan ini juga sebagai ajang unjuk diri para anggota komunitas yang kerap dipandang oleh sebagian orang sebagai anak berandalan yang suka menyorat-nyoret tembok.
“Dalam momen ini, kita tunjukan bahwa kita bisa memberikan keindahan dan bisa membercantik kota ini dengan keahlian para komunitas seni yang selama ini dipandang sebelah mata. Ini hasilnya dari kawan-kawan komunitas untuk berpartisipasi dalam HUT Kota Tangerang ini,” tutupnya.
Jika Anda penasaran dengan ikon-ikon Kota Tangerang, semuanya kini sudah menjelma dalam lukisan yang indah. Inilah cara anak muda kreatif untuk turut mewujudkan Kota Tangerang yang liveable, investable, visitable, dan E–city….. Selamat ulang tahun, Kota Tangerang! (Rus)