Mencari Cinta, Perempuan Korea Ini Ingin Hidup di Baduy

Date:

Perempuan asal Korea berkebangsaan Amerika, mencari kehidupan yang penuh makna kasih sayang. Setelah berkeliling ke beberapa tempat di Indonesia, ia memutuskan untuk menghabiskan sisa hidupnya di Baduy.

Yong Sun (65) yang disapa Banten Hits, Sabtu (25/7/2015) sore di Kampung Kadu Ketug kawasan perbatasan Baduy dengan dunia luar, menunjuKkan wajah terkejut dengan senyum cerah.

Why you speak English so good? (Kok bahasa Inggrismu bagus),” ujarnya kepada wartawan Banten Hits Dian Sucitra dengan logat Korea.

Ketika ditanya balik dengan pertanyaan, “Apakah bahasa Inggris saya harus jelek?”, Yong Sun tertawa dan menunjukan kegembiraan. Dia lalu mengatakan, tak ada orang yang mengerti bahasanya di Baduy, baik bahasa Korea maupun Inggris. Pertemuan dengan seseorang yang berbicara bahasa yang ia kuasai terasa menggembirakan.

Dari sapaan awal yang saling mengakrabi, perbincangan berlanjut ke salah satu kedai yang berlokasi di terminal Ciboleger. Dalam pembicaraan itu, Yong Sun mengaku single, ia tak punya suami maupun anak. Lahir di Korea, dan berkebangsaan Amerika.

I came here for Love, I want Baduy family (Saya datang untuk Cinta. Saya ingin keluarga Baduy),” ungkapnya.

Lebih jauh lagi, Yong Sun menginginkan untuk mengadopsi keluarga Baduy. Umurnya yang sudah mencapai 65 tahun membuatnya merasa harus mengadopsi seseorang sebelum ia tutup usia. Ia juga mengatakan, sisa hidupnya ingin ia habiskan dengan penuh cinta dan keindahan alam seperti bagaimana orang-orang suku adat Sunda di Kabupaten Lebak tersebut.

Before, I went to Papua, Lombok, Bali, and Pelabuhan Ratu, I decide to Live here for at least ten years (Sebelumnya saya sudah pergi ke Papua, Lombok, Bali, dan Pelabuhan Ratu, saya memutuskan untuk tinggal disini  selama sepuluh tahun),” akunya.

Yong Sun mengaku, ingin tinggal dengan Keluarga Baduy dan hidup dengan cara mereka. Ia sudah dua bulan berusaha menyampaikan itu kepada orang-orang yang dikenalnya di sekitar, namun jangankan untuk tinggal di Baduy, untuk sekedar menginap satu malam saja ia belum pernah mengalaminya.

Nobody take me, Nobody understand me (Tidak ada yang bersedia membawa saya, tidak ada yang mengerti keinginan saya),” ungkapnya.

Ia sudah masuk ke kampung-kampung Baduy sendiri, tetapi ia tidak mengerti Bahasa Sunda sehingga tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan siapapun dari dalam sana.

Then I realize, If I can’t live with them, I can come, back and forth (Kemudian saya menyadari jika saya tidak bisa tinggal bersama mereka, saya bisa bolak-balik mengunjungi mereka),” akunya.

Yong Sun akhirnya menyewa sebuah rumah warga sekira 4 KM dari batas terluar Baduy, di Kampung Cibengkung, tepat di depan kantor kepala desa Bojong Menteng. Satu tahun sewa rumah itu sebesar Rp 10juta dan ia sudah membayar untuk tiga tahun.

Untuk memastikan kebenaran informasinya, Minggu (26/7/2015), Banten Hits mengecek rumah yang disewa Yong Sun. Di rumah itu, ia menceritakan masa lalunya, karena kemiskinan, pada usianya yang ke 35 tahun ia dan orangtuanya bermigrasi ke Amerika. Ia mengaku memiliki rumah dan restoran sendiri di Amerika, sesuatu yang ia raih dengan kerja keras dari nol.

I work really really hard since I was Young, I have everything I want, a house, car, my own restaurant, but it doesn’t make me happy (Saya bekerja sangat keras semenjak saya muda, Saya punya segalanya yang saya inginkan, sebuah rumah, mobil, restauran saya sendiri, tapi ternyata semua itu tidak membuat saya bahagia),” akunya.

Ia mengaku tidak ingin orang lain merasakan bekerja seperti bagaimana ia bekerja dahulu sehingga kehilangan makna hidup yang sebenarnya, hidup seperti seorang budak. Karenanya bisnis yang sebenarnya bisa berjalan tanpa kehadiran ia sendiri selaku pemilik, ia jual. Lalu uangnya ia gunakan untuk menjalani hidup yang tidak pernah ia miliki, hidup yang bahagia, dan hidup yang bermanfaat untuk orang-orang di sekitarnya.

Sementara itu Ibu Mimin warga sekitar, membenarkan bahwa rumahnya disewa Yong Sun, mengaku kasihan dengan perempuan Korea tersebut, karena tidak ada teman ngobrol.

“Orangnya baik. Warga di kampung sini senang, sering-sering main ke sini bawa keluarga bapak, kasihan tinggal sendiri saja di sini,” ungkapnya.(Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mau Cantik tapi Tetap Syar’i? Mulailah Koleksi Karya-karya Dwi Hapsari Ini!

Berita Tangerang - Bisa terlihat cantik dan syar'i merupakan...

15 Kedai Lokal Siap Unjuk Gigi di Festival Kopi Kabupaten Lebak 14-18 Desember 2022

Berita Lebak - Lebak Ekonomi Kreatif (Leekraf) menggelar festival...

Pakai Trail Kuning, Ini Aksi Eksentrik Sachrudin ‘Nyoride’ bareng Penghobi Motor di Kota Tangerang

Tangerang - Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin berkesempatan turun...

Restoran Dinasty Berganti Nama Star Kitchen Celcius; Tak Ada Alkohol, yang Ada Makan Sepuasnya!

Cilegon - Restoran Dynasty yang berlokasi di Jalan Sultan...