Ipda Ahmad Hajaji, Polisi Tangerang yang Nyambi Jadi Guru Ngaji

Date:

Suara azan Maghrib belum selesai dikumandangkan. Ahmad Hajaji (41), bergegas masuk ke musala yang ada di perumahan sederhana sehat, Mustika Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Pakaian dinas Satuan Lalu Lintas Polres Kota Tangerang masih melekat lengkap di badannya, dilengkapi peci putih bertengger kokoh menutupi kepala.

Sore itu, seperti sore-sore sebelumnya, Ahmad Hajaji baru selesai melaksanakan tugas sebagai anggota Polri. Dia berpangkat Inspektur Polisi Dua dengan jabatan Kepala Sub Unit 2 Patroli.

Usai melaksanakan salat Maghrib berjamaah, Hajaji tak langsung pulang. Dia bergeser ke samping musala. Di tempat itu sudah menunggu sejumlah anak-anak usia antara 7-12 tahun. Mereka adalah murid-murid Hajiji. 

Di tempat itu, pria dengan seragam lengkap polisi ini dikenal sebagai mursyid. Dia membimbing anak-anak usia dini untuk membaca Al Quran secara benar. Dia juga mengajarkan tuntutan kehidupan yang baik menurut ajaran agama Islam.

Aktivitas mengajar yang dilakukan Hajaji akan berakhir saat azan Isya berkumandang. Hajaji pun menutup aktivitas di musala itu dengan salat Isya berjamaah.

“Belum ada guru mengaji di sini, khususnya di blok A tempat saya tinggal. Jadi saya memberanikan diri untuk mengajar anak anak di sini dan alhamdulillah ternyata anak-anak di sini antusias,” ungkap pria yang sudah 24 tahun mengabdi menjadi anggota Polri ini.

Namun, rutinitas Hajaji mengajar ngaji tak selalu bisa dilakukan setiap hari. Maklum, tuntutan tugasnya sebagai pelayan, pengayom, dan pelindung masyarakat, mengharuskan dia pulang hinga larut malam.

“Tidak setiap hari mengajar mengaji. Jika memang tugas sampai malam, berarti kegiatan mengaji diliburkan. Tetapi jika waktunya masih sempat dan anak anak masih ada di musala, saya langsung pergi ke musala tanpa mengganti pakaian dinas karena takut anak-anak keburu pulang ke rumah,” jelasnya.

Hajaji menjadi anggota Polisi sejak tahun 1992 berpangkat sersan dua polisi. Kemudian pada tahun 2014 dirinya mendapatkan kesempatan mengikuti Pendidikan Alih Golongan di SPN Polda Metro Jaya Lido dan lulus dengan pangkat Ipda.

Hajaji bertekad, selama dirinya masih mampu mengajar anak-anak mengaji, ia akan terus melakukan aktivitas tersebut di lingkungannya. Walau harus meluangkan waktu istirahat untuk menjadi guru ngaji, Ahmad Hajaji tak pernah meminta imbalan uang atau apapun dari murid-muridnya.. (Rus)

 

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mengenal Ratu Adzra Salsabilah, Anak Berkebutuhan Khusus dengan Prestasi Gemilang

  Lebak- Keterbatasan tidak menyurutkan semangat Ratu Adzra Salsabilah dalam...

Jabat Sekwan DPRD Lebak; Lina Budiarti All Out Dukung Tugas Para Wakil Rakyat

Lebak- Sekretariat DPRD Kabupaten Lebak resmi memiliki sosok pimpinan...

Cerita Kelam JB, Ayah Bupati Lebak Pernah Diteror Rentenir hingga Berjualan Ikan Asin

Lebak- Siapa yang tak kenal dengan Mulyadi Jayabaya. Namanya...