Cilegon – PT Sentra Usahatama Jaya, sebuah pabrik gula rafinasi yang berlokasi di Lingkungan Tegalratu, Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon, didemo puluhan pengusaha lokal yang tergabung Aliansi Pengusaha Tegalratu, Selasa, 3 April 2018.
Pantauan Banten Hits di lokasi, unjuk rasa tersebut mendapatkan pengawalan ketat dari personel kepolisian. Dalam orasinya, masa menyampaikan, PT SUJ telah melakukan politik adu domba terhadap para pengusaha lokal dengan cara memberikan peluang usaha terhadap sebagian pengusaha.
“Terkait kesempatan berusaha di PT SUJ ini kelihatannya dimonopoli oleh oknum manajemen perusahaan yang membawa vendor daru luar Cilegon. Sehingga masyarakat dari Tegalratu meminta peluang usaha yang bisa dikerjakan oleh masyarakat sekitar,” kata Tatang Tarmizi saat orasi.
Selain tidak memberikan kesempatan bagi pengusaha lokal, massa juga menuding perusahaan telah melakukan pencemaran lingkungan dengan cara melakukan pembuangan limbah hasil produksi menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang tidak berdasarkan ketentuan dari Kementerian Llingkungan Hidup.
“Kami juga menuntut perbaikan boiler milik perusahaan yang rusak. Selain itu IPAL yang tidak memadai sehingga limbah yang dikeluarkan tidak sesuai baku mutu yang ditetapkan oleh dinas lingkungan hidup,” imbuhnya.
Sementara di tempat terpisah, salah seorang manajeman PT SUJ yang enggan disebutkan namanya membantah jika perusahaan tidak mengakomodir pengusaha lokal untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan.
“Pengusaha lokal kita sudah mengakomodir itu bahkan dari Lingkungan Randakari dan Tegalratu pun sudah kita akomodir. Namun kita punya Standard Operating Procedure (SOP) perusahaan yang harus diikuti, seperti dalam tender kalau ikut tender pengusaha harus siap menang dan kalah. Jika kalah kita akan berikan informasi kalahnya di mana,” ujarnya saat dikonfirmasi awak media.
Sumber tersebut juga menjelaskan, hingga saat ini pengusaha lokal yang berada di ring I masih ada yang bekerjasama dengan perusahaan, bahkan ia mengungkapkan hampir seluruh pengusaha lokal ikut bekerja sama dengan perusahaan di bidang pekerjaan sipil dan outsourcing.
“Kita tidak mengadu domba para pengusaha lokal, bahkan saat lelang kita undang semua pengusaha lokal untuk mengikuti lelang,” jelasnya.
Soal tudingan pengunjuk rasa yang menyebut IPAL PT SUJ tidak memenuhi standar yang ditetapkan dinas lingkungan hidup karena langsung dibuang ke laut, orang manajemen itu mengaku tidak mengetahui tudingan tersebut.
“Saya tidak mengerti adanya informasi tersebut dan dapat dari mana. Intinya PT SUJ beritikad baik jika IPAL kita bermasalah kita bangun IPAL yang baru dan itu biayanya tidak kecil. Selama dua tahun saya di PT SUJ kita selalu perbaiki boiler bahkan perusahan berencana untuk membeli boiler yang baru,” tegasnya. (Rus)
