Tangerang – Dua Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Indonesia kerap menerima fitnah dan hujatan selama menghadapi proses Pemilu 2019.
Meski sama-sama jadi korban fitnah, dua capres yang akan bertarung pada Pemilu Serentak 17 April 2019 ini berbeda sikap merespons fitnah yang ditujukan kepada mereka.
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo alias Jokowi, saat acara deklarasi “Alumni Jogja Satukan Indonesia” di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu, 23 Maret 2019 menyerukan perlawanan atas fitnah yang ditujukan kepadanya.
Dilansir republika.co.id, Jokowi memberikan contoh fitnah yang ditujukan kepadanya, di antaranya adalah Jokowi PKI, antek asing, akan melarang azan jika menang dalam pemilihan presiden 2019, dan menghapus pelajaran agama. Dia meminta pendukungnya untuk berani melawan kebohongan tersebut.
“Saya sebetulnya sudah diam 4,5 tahun. Difitnah-fitnah, saya diam. Dihujat, saya diam. Tetapi hari ini di Yogya saya sampaikan, saya akan lawan! Ingat sekali lagi, akan saya lawan! Bukan untuk diri saya, tapi ini untuk negara,” kata Jokowi.
Ia berharap pendukungnya melawan kebohongan yang makin banyak tersebar sebelum 17 April. Waktu pemilihan tinggal 23 hari. Semua pihak diimbaunya untuk berhati-hati menyikapi berbagai isu yang menyebar. Tak hanya di jagat maya, dusta saat ini menyebar dari pintu ke pintu. Hal itu berpotensi memecah belah bangsa.
Balas dengan Kebaikan
Lain Jokowi, lain Prabowo dalam menghadapi fitnah yang dialamatkan kepadanya. Jika Jokowi serukan perlawanan, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto meminta semua pendukungnya untuk tidak membalas jika difitnah.
Jikapun harus membalas, Prabowo menegaskan, harus dengan kebaikan, bukan dilawan dengan cara fitnah atau keburukan.
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo di hadapan ribuan pendukungnya saat kampanye di Bali, Selasa, 26 Maret 2019, seperti dilansir JawaPos.com.
“Kalau kita disakiti kita kesatria, kita tegar, kita tabah, kita membalas dengan budi pekerti kita. Dicaci maki balas dengan senyum,” kata Prabowo.
Selama untuk membela rakyat dan masa depan bangsa, Ketua Umum Partai Gerindra ini menegaskan, ia bersama pendukungnya tidak akan gentar oleh fitnah dan cacian. Dia bilang, hal tersebut bagian dari perjuangan.
“Kita tidak takut difitnah, kita tidak takut diintimidasi, karena kita berada di jalan yang benar. Membela rakyat sendiri adalah sebuah kebenaran,” tegasnya.
Prabowo mengatakan, cita-citanya adalah ingin rakyat Indonesia mendapatkan kehidupan yang adil dan makmur bukan tantangan. Bahkan untuk mewujudkan cita-cita tersebut, fitnah dan cacian sering didapatkannya.
“Memberantas kemiskinan, memberantas kelaparan adalah jalan yang mulia, kita tidak khawatir. Kalaupun kita hancur itu mulia,” pungkasnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana