Lebak- Ratusan warga Desa Cibarani, Kecamatan Cirinten dan Desa Wangun Jaya, Kecamatan Cigemblong gotong-royong membuka akses jalan alternatif, Minggu, 15 September 2019.
Warga kedua desa itu kompak merubah jalan yang semulanya hanya jalan setapak menjadi jalan poros desa sepanjang 7 Kilometer. Tujuannya agar akses kedua desa bisa dijangkau dengan waktu yang efisien.
“Giat gotong-royong sudah berjalan selama satu pekan. Dalam rangka membuka akses jalan baru dari tadinya jalan setapak menjadi jalan poros desa,”kata Kepala Desa Cibarani, Kecamatan Cirinten, Dulhani kepada awak media.
Selain mendekatkan jarak tempuh kedua desa, Dulhani mengungkapkan pembukaan akses jalan ini juga untuk mempermudah jarak tempuh masyarakatnya saat akan menuju pasar Malingping.
“Sehingga memberikan banyak keuntungan dan manfaat. Kalau akses jalan terbuka maka warga Cibarani mau pergi ke Pasar Malingping tidak lagi harus muter ke Bojongmanik tapi bisa langsung karena sudah ada jalan tembusan,”ungkapnya.
Pembukaan jalan sendiri, jelas Dulhani hanya menggunakan peralatan sederhana berupa cangkul, balencong, palu, garfudan golok serta dibantu anggota Anggota Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
“Sebab kalau menganggarkan dari dana desa terbatas. Masih banyak jalan yang mesti dibangun maka dari itu harus di suntik dari APBD ataupun APBN,”katanya.
Lebih lanjut Dulhani mengatakan, bahwasannya pembukaan akses jalan baru ini diinisiasi oleh kedua warga desa. Mereka menyampaikan aspirasi kepada kepala desanya.
“Aspirasi disampaikan kami terima dan merealisasikannya karena memang ini salah satu terobosan dalam upaya kemajuan desa. Khususnya warga Desa Cibarani yang dapat dikatakan tidak memiliki jalan tembusan karena memang akses jalannya bisa dikatakan buntu lantara berbatasan dengan wilayah Adat Suku Baduy, sehingga adanya jalan ini membuka desa kami dari terisolir,”katanya.
Kepala Bidang Pemerintahan Desa pada DPMD Lebak Firman Arif Hidayat mengapresiasi, warga ke-dua desa yang membangun akses jalan baru secara bergotong-royong.
“Kami sangat mendukung dan mengapresiasi apa yang dilalukan warga ke-dua desa. Mereka masih mempertahankan budaya gotong-royong,”katanya.
Editor: Fariz Abdullah
