Banyak Aduan Masyarakat, DPRD Cilegon Minta PT KS Tanggung Jawab soal Pencemaran Debu Batu Bara

Date:

Anggota komisi II DPRD Kota Cilegon Muhamad Ibrohim Aswadi. (Istimewa).

Cilegon- Debu batu bara yang mengotori masyarakat di empat Kelurahan masing-masing Samangraya, Warnasari, Kubangsari, Deringo, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon mulai menarik perhatian para wakil rakyat.

Pasalnya, para legislator mengklaim telah menerima banyak aduan masyarakat mengenai dampak pasca debu batu bara yang dihasilkan dari adanya proses shut down plan Blast Furnace PT Krakatau Steel.

Baca Juga: Debu Batu Bara yang Kotori Rumah Warga dan Sekolah di Citangkil Cilegon Berasal dari PT Krakatau Steel

Kepada awak media salah seorang anggota komisi II DPRD Kota Cilegon Muhamad Ibrohim Aswadi mengatakan, paska pencemaran debu batu bara akibat adanya proses shut down plan Blast Furnace PT Krakatau Steel banyak warga di Kecamtan Citangkil mengalami gangguan kesehatan, sehingga tak sedikit harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

“Banyak warga yg mengadu dan melaporkan langsung kejadian tersebut kepada kami, saya sudah menyampaikan aduan dari banyaknya warga dan Alhamdulilah, ketua DPRD sudah merespon secara cepat dan memerintahkan agar kami segera melakukan sidak dan sekaligus pemanggilan kepada managemen PT KS untuk menjelaskan kejadian secara detail,”kata Ibrohim, Senin, 16 Desember 2019.

Selain bertanggungjawab, Politisi Partai Demokrat Cilegon ini juga meminta manajemen PT KS membuat program penanganan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

“Program dibuat agar penangananya tidak instan tapi penanganan secara terintegrasi dengan baik dan jangka panjang, karena hal itu bisa saja terjadi dikemudian hari. Kan perusahaannya masih ada, dimungkinkan bisa terjadi dan terjadi lagi hal seperti ini,”paparnya.

Ia menduga bahwa PT KS tidak menjalankan Standar Operasional Prosedur ( SOP ) dengan baik, pasalnya masyarakat selalu mengeluhkan hal yang serupa pada saat pengoperasian meain produksi Blast Furnace di perusahaan.

“Karena dari mulai running mesin prodiksi BF kita sudah sering mendapatkan laporan keluhan kejadian bisa saja dimungkinkan karena SOP kurang baik, atau memang ada kegagalan proses produksi dari sistem tekhnologi BF dan kita berharap kejadian kejadian seperti ini kedepan tidak boleh terjadi lagi, apapun alasanya,”pungkasnya.

Editor: Fariz Abdullah

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Dua Parpol Pemilik Suara Besar di Banten Gelar Pertemuan Tertutup, Isyarat Koalisi Mencuat

Berita Banten - Partai Golkar dan Partai Gerindra yang...

Arahan Presiden Jokowi dalam Rakernas Kesehatan Nasional di Kabupaten Tangerang

Berita Banten - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri sekaligus...