Soal Wacana Kenaikan Harga Pertalite, Wakil Rakyat dari Banten beri Peringatan Keras: Jangan Paksa Rakyat Mensubsidi Pertamina!

Date:

TRUK TANGKI PERTAMINA
Wakil Rakyat dari Banten, Mulyanto meminta pemerintah menghentikan wacana kenaikan harga BBM, terutama jenis pertalite. Foto Ilustrasi: Truk tangki Pertamina di Depo Tanjung Gerem, Cilegon. (Dok. BantenHits.com)

Jakarta – Meskipun harga minyak dunia saat ini naik, wakil Rakyat dari Banten, Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto meminta pemerintah tidak  latah mewacanakan penyesuaian harga jual BBM, terutama jenis Pertalite.

Menurutnya Pemerintah melalui Kementerian ESDM harus menghentikan wacana kenaikan harga BBM jenis Pertalite. Sebab wacana itu akan membuat masyarakat resah.

“Fraksi PKS pasti menolak rencana kenaikan itu. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk menaikan harga jual BBM jenis Pertalite. Karena saat ini pandemi belum usai dan daya beli masyarakat masih lemah,” kata Mulyanto dalam keterangan tertulis yang diterima BantenHits.com, Rabu, 27 Oktober 2021.

Mulyanto menilai selama ini Pemerintah terlalu berpihak pada Pertamina dalam hal kenaikan harga jual BBM.

Dulu ketika harga BBM anjlok di awal Pandemi COVID-19, Pemerintah menyetujui Pertamina tidak menurunkan harga jual BBM. Alasannya agar kerugian Pertamina tidak terlalu dalam, sehingga BUMN ini tetap dapat menjalankan penugasan Pemerintah di sisi hulu migas.

Saat itu harga BBM yang harusnya turun malah dijual dengan harga biasa tanpa penyesuaian. Padahal di negara-negara ASEAN harga jual BBM diturunkan.

“Sekarang ketika, harga BBM mulai merambat naik, Pemerintah justru mewacanakan kenaikan BBM dengan menggunakan logika yang serupa. Tentu tidak adil bagi masyarakat,” tegas Mulyanto.

Secara umum, lanjut Mulyanto, PKS mendukung upaya Pertamina memperbaiki kondisi keuangan perusahaan. Sebab BUMN pada prinsipnya dibentuk untuk melayani masyarakat pada cabang-cabang usaha penting dan strategis, seperti sektor migas ini.

Tujuannya, agar pengelolaan sumber daya alam benar-benar diarahkan untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.

“Tapi BUMN dibentuk bukan sekedar untuk mencari untung, karena negara tidak berbisnis dengan rakyatnya. Jadi kalau rakyat yang harus ketumpuan untuk ‘mensubsidi’ Pertamina, baik di saat harga BBM anjlok ataupun naik, agar Pertamina tidak rugi.  Ini adalah logika yang terbalik,” imbuh Mulyanto.

Selain itu, menurut mulyanto, tidak tepat kalau dikatakan bahwa permintaan masyarakat terhadap Premium menurun dan mereka beralih ke Pertalite.

“Yang terjadi adalah suplai Premium yg ditahan-tahan, sehingga menjadi langka.  Itu yg dilaporkan masyarakat baik di pulau Jawa maupun di luar jawa. Animo masyarakat terhadap BBM murah masih tetap tinggi. Karena itu Pemerintah dan Pertamina tetap perlu mengalokasikan anggaran untuk pengadaan BBM murah ini,” tandas Mulyanto.

Sebelumnya diberitakan saat ini Pemerintah sedang mengkaji perubahan harga jual BBM jenis Pertalite akibat kenaikan harga minyak dunia.

Pemerintah menilai harga jual Pertalite saat ini Rp 7.650 tidak sesuai dengan harga keekonomian yang sudah mencapai harga Rp 11.000. Untuk mengurangi beban subsidi Pemerintah mewacanakan adanya penyesuaian harga jual Pertalite di masyarakat.

Editor: Fariz Abdullah

Author

  • Darussalam J. S

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Dua Parpol Pemilik Suara Besar di Banten Gelar Pertemuan Tertutup, Isyarat Koalisi Mencuat

Berita Banten - Partai Golkar dan Partai Gerindra yang...

Arahan Presiden Jokowi dalam Rakernas Kesehatan Nasional di Kabupaten Tangerang

Berita Banten - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri sekaligus...