Jakarta – Para pendukung Prabowo Subianto di Jakarta Timur terus bermunculan dan secara terang-terangan menyatakan dukungan agar Ketua Umum Gerindra tersebut maju pada Pemilu 2024.
Kali ini, giliran Persatuan Purnawirawan Indonesia Raya (PPIR) Jakarta Timur menyatakan dukungan terhadap Sang Mentari Pertahanan Republik Indonesia ini.
Dikutip BantenHits.com dari detik.com, PPIR menggelar deklarasi di Sentral Cawang Hotel, Jakarta, Kamis, 26 Mei 2022. Acara deklarasi dihadiri oleh Waketum Gerindra Habiburokhman, Kakorda Brigjen (Purn) Abdurrahman, dan Ketua DPC Gerindra Jakarta Timur Ali Lubis.
Para purnawirawan terlihat membentangkan spanduk yang bertulisan ‘Prabowo Presiden 2024’. Sesekali mereka berteriak ‘Prabowo Presiden 2024’.
“Kami Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya se-Jakarta Timur menyatakan mendukung Bapak H Prabowo Subianto untuk menjadi calon Presiden Republik Indonesia di Pemilu 2024. Selanjutnya kami memohon kesediaan Bapak H Prabowo Subianto untuk maju kembali sebagai calon Presiden Republik Indonesia di Pemilu 2024,” kata para purnawirawan.
“Untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih baik, untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih makmur, untuk mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih sejahtera, menjaga keutuhan dan persatuan negara kesatuan Republik Indonesia,” sambung mereka.
Prabowo Masih di Hati Masyarakat
Sementara itu, Habiburokhman dalam sambutannya mengatakan deklarasi ini menjadi bukti Prabowo masih di hati masyarakat. Dia juga menyinggung survei Prabowo yang dinilai tinggi.
“Hari ini adalah bukti bahwa Pak Prabowo masih di hati rakyat Indonesia. Orang bilang Pak Prabowo berkali-kali capres kalah, kok masih mau nyalon lagi? Pertanyaannya sebaliknya, Pak Prabowo berkali-kali capres kalah tapi kok surveinya tetap paling tinggi terus,” jelas aktivis 98 tersebut.
“Artinya, Pak Prabowo tetap didukung oleh rakyat Indonesia dan tidak ada kata menyerah, tidak ada kata surut bagi kita untuk terus mendukung beliau,” sambungnya.
Habiburokhman menuturkan pihaknya telah melakukan upaya saat Prabowo kalah pada Pemilu 2019. Akhirnya Prabowo memilih bergabung dengan pemerintah menjadi Menhan untuk menghindari perpecahan antarpendukung.
“Segala upaya kita lakukan, pemilu hasilnya memang kurang maksimal, tapi itu tidak terlalu jelek karena Pak Prabowo kalahnya juga tipis. Kita sudah ke MK, kita sudah ke Bawaslu. Itu sarana untuk menyelesaikannya semua. Nasib berkata lain. MK putusannya kurang menyenangkan bagi kita, begitu juga Bawaslu,” ujarnya.
“Lalu timbullah jiwa besar Pak Prabowo, beliau tidak mau mengorbankan pendukungnya, tidak mau membenturkan pendukungnya, bahkan beliau menyelamatkan pendukungnya semua, sehingga beliau memilih merelakan diri bergabung dengan pemerintah untuk berkontribusi dan yang paling penting menghindari perpecahan, menghindari keterbelahan karena beliau seorang TNI, jelas prinsip TNI itu adalah NKRI itu di atas segalanya, NKRI di atas ego pribadi,” tambahnya.
Editor: Fariz Abdullah