Jakarta – Sejumlah informasi sesat alias hoaks seputar COVID-19 beredar di masyarakat. Informasi hoaks tersebut berhasil dihimpun Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo.
Berikut daftar hoaks yang beredar selama kurun 30-31 Januari 2021:
1. [DISINFORMASI] Teh Rebusan Batang Lada Bisa Sembuhkan Covid-19
Beredar sebuah informasi yang menyebut bahwa teh rebusan batang lada hitam diklaim mempu mengobati COVID-19 dalam kurun 2-3 hari.
Penjelasan:
– Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RS Cipto Mangunkusumo, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH memastikan klaim meminum teh batang lada mampu mencegah atau mengobati COVID-19 merupakan informasi salah.
– Sebuah artikel di AFP Fact Check, Direktur Asosiasi Pengobatan Korea, Kim Gye-jin mengatakan, tidak ada alasan medis yang menunjukkan bahwa batang lada efektif dalam mencegah atau menyembuhkan COVID-19.
2. [DISINFORMASI] Peneliti Menyebutkan bahwa Pasien yang Divaksin Moderna Alami Efek Samping yang Parah
Telah beredar postingan di media sosial Facebook sebuah rekaman video seorang peneliti biomedis bernama James Lyons-Weiler yang menyatakan Vaksin Corona Moderna berbahaya. Dalam video itu, James mengungkapkan pasien yang disuntik Vaksin Moderna mengalami efek samping yang parah.
Penjelasan:
Dikutip dari AFP, Direktur Eksekutif Pusat Vaksin Universitas John Hopkins, William Moss menegaskan, hal itu salah. Selain itu, Moss mengatakan, data efek samping vaksin Corona dilaporkan ke Komite Penasihat Produk Biologi.
Moss menambahkan, hasil tersebut kemudian akan menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin (UEA). Izin tersebut biasanya dikeluarkan oleh Badan POM di negara setempat.
“Untuk Vaksin Pfizer dan Moderna, efek samping reaktogenik ini ringan hingga sedang, terjadi hingga dua hari setelah vaksinasi dan tidak memiliki konsekuensi jangka panjang,” ujar Moss kepada AFP.
3. [DISINFORMASI] Vaksin Corona Mengandung Robot Kecil yang Dimasukkan ke Dalam Tubuh
Beredar sebuah unggahan di Facebook berupa video yang mengklaim bahwa vaksin COVID-19 memiliki nanopartikel lipid dan fungsinya sebagai robot kecil. Dalam video yang diunggah tersebut menampilkan daftar kandungan dan bahan dari Vaksin Pfizer BioNTech COVID-19.
Suara pria dalam video tersebut menyebut kandungan bernama nanopartikel yang sama dengan nanorobotics atau robot kecil.
Penjelasan:
Mengutip Reuters, istilah ‘nano’ hanyalah nama satu unit ukuran. Istilah nano pada sains digunakan pada skala nano sekitar 1 hingga 100 nanometer. Secara definisi umum, nano partikel adalah partikel kecil berukuran antara 1 dan 100 nanometer .
Dan dalam kasus ini, istilah Nano partikel mengacu pada tetesan lipid kecil yang membawa komponen vaksin. Dapat dipastikan, nano partikel lipid dalam vaksin Pfizer -BioNTech COVID-19 melindungi dan mengangkut komponen vaksin. Mereka tidak berisi komputer atau robot kecil.
4. [DISINFORMASI] Efek Samping Vaksin COVID-19, Kaki Relawan Melepuh
Beredar unggahan di media sosial berupa foto telapak kaki seorang yang melepuh dan bernanah dan foto tersebut diklaim sebagai efek samping pengguna Vaksin COVID-19. Dalam beberapa narasi disebutkan, foto kaki yang beredar adalah milik Patricia, seorang relawan suntik Vaksin COVID-19.
Penjelasan:
Setelah ditelusuri, informasi yang beredar tersebut adalah keliru. Foto telapak kaki tersebut memang milik Patricia Chandler, seorang wanita yang berasal dari Texas.
Patricia mengajukan diri sebagai sukarelawan pada suntik Vaksin Pfizer – BioNTech COVID-19. Namun, ia hanya mendapatkan suntikan plasebo, bukan vaksin sebenarnya.
Patricia juga telah memberikan klarifikasi terhadap isu yang beredar dan tidak membenarkan luka yang dideritanya disebabkan oleh suntik Vaksin COVID-19.
Plasebo merupakan metode untuk menguji efektivitas obat atau suatu perawatan medis tertentu sebelum dipergunakan secara massal. Plasebo bisa berupa pil, suntikan atau metode pengobatan lainnya.
Editor: Darussalam Jagad Syahdana
Sumber: Kominfo