Pandeglang – Pemandangan memilukan yang menggambarkan bagaimana ketertinggalan masih terjadi di wilayah paling ujung Kabupaten Pandeglang, tepatnya di Desa Cibadak, Kecamatan Ciamanggu, Kabupaten Pandeglang. Di desa ini warga terbiasa buang air besar alias BAB di Kebun belakang rumah.
Wartawan BantenHits.com Engkos Kosasih melaporkan, aroma tak sedap langsung menyergap hidung ketika memasuki desa yang merupakan penyangga Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) itu. Tak perlu mencari penyebab bau, karena BantenHits.com langsung menemukan momen seorang pria tengah BAB di kebun belakang rumahnya.
Fenomena BAB di kebun memang sudah menjadi kebiasaan sebagian warga di Desa Cibadak saat musim kemarau. Tercatat sedikitnya 100 Kepala Keluarga (KK) tidak memiliki fasilitas untuk mandi, mencuci, dan kakus atau MCK.
Ditambah lagi, di desa tersebut tidak tersentuh program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) dari Pemerintah Kabupaten Pandeglang, Banten.
“Kebiasaan warga BAB di kebun memang sudah lama, karena sebagian warga tidak memiliki toilet ditambah lagi di Cibadak tidak ada Sanimas,” kata Kepala Desa Cibadak Oyok Agus Murod, kepada BantenHits.com, Jumat, 2 November 2018.
Selain itu, warga di Desa Cibadak memanfaatkan aliran air di sungai Cipatujah untuk kebutuhan mandi, mencuci dan memasak. Biasanya, pada pagi dan sore hari, kata Oyok, warga berbondong-bondong menghampiri aliran air di sungai tersebut.
“Ya pertama kemarau, kedua tidak ada sarana air bersih akhirnya warga memanfaatkan aliran air di sungai itu,” tambahnya.
Oyok mengaku sudah kerap mengajukan permohonan program Pamsimas dan Sanimas kepada Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pentanahan (DPKPP) Pandeglang, namun bantuan tersebut sampai hari ini belum terealisasi.
“Dulu pernah diajukan dan sudah di list akan mendapat bantuan, tapi sampai saat ini tidak ada pengerjaannya, kemarin saya ke Perkim (DPKPP-red) menanyakan, tapi katanya nanti diupayakan di tahun 2019,” tandasnya.(Rus)