Lebak– Pemerintah Kabupaten Lebak melaksanakan Panen raya jagung di desa Bulakan, Kecamatan Gunung Kencana Kabupaten Lebak, Senin, 25 Februari 2019. Panen yang juga dihadiri Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI ini diprediksi akan memanen 4.000 Ton Jagung.
Baca Juga: Puluhan Anak di Gunung Kencana Ikut Khitan Massal POG
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya dalam sambutannya mengatakan panen raya jagung akan dilaksanakan diatas lahan kering seluas 1.025 hektare milik perhutani yang sudah bekerjasama dengan masyarakat dalam budi daya jagung hibrida.
“Kita menginginkan ini menjadi motivasi untuk kecamatan lainnya agar mau meningkatkan sinergitas dengan perhutani khususnya dalam memanfaatkan lahan kering untuk ditanami jagung,”kata Iti saat memberikan sambutan.
Iti menjelaskan dengan luas Kabupaten Lebak sebesar 330.507.18 Hektare yang didominasi oleh lahan perhutani, perusahaan swasta dan PTPN VIII sangat memungkinkan untuk masyarakat bisa bekerjasama dan memanfaatkan lahan kering untuk ditanami jagung.
“Ya kita ingin budi daya jagung hibrida berbasis korporasi ini juga dilaksanakan di beberapa kecamatan lainnya bukan hanya Gunung Kencana,”pintanya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Dede Supriatna mengatakan panen raya yang dilakukan di Gunung Kencana ini diprediksi akan menghasilkan 4000 ton jagung dengan nilai uang mencapai Rp. 7,2 miliar.
“Ya sekitar segitu, itu masa panen 90 hingga 100 hari,”kata Dede.
Menurutnya, budi daya jagung di kecamatan Gunung kencana ini melibatkan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dengan kerja sama perusahaan BUMN dari Perum Perhutani.
“Apalagi budi daya jagung di berbasis korporasi ini sebagai proyek percontohan kementerian yang pertama kali di Indonesia,”akunya.
Dede meyakini pengembangan jagung berbasis korporasi akan meningkatkan produksi pangan dan meningkatkan pendapatan ekonomi yang pada akhirnya bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
“Ini sudah sejalan dengan program Bupati Lebak yang ingin meningkatkan perekonomian warga,”tandasnya.
Editor: Fariz Abdullah