Lebak– Sebanyak 8 Pelajar Madrasah Aliyah atau MA Al-Itihad Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak terpaksa tidak bisa mengikuti pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) yang diselenggarakan sekolah. Pasalnya kedelapan pelajar tersebut tidak mampu membayar biaya ujian yang dipungut sekolah.
Baca Juga: Puluhan Kepala Madrasah Ibtidaiyah di Lebak Ikut Pembinaan Hadapi Ujian Akhir Madrasah
Salah satu wali murid pelajar MA Al-Itihad Ade Nurika kepada BantenHits mempertanyakan penyebab larangan anaknya untuk mengikuti UASBN layaknya pelajar lainnya.
“Saya menanyakan kepada anak kami, mengapa tidak masuk ujian. Anak saya pun menjawab, tidak boleh mengikuti ujian sebelum melunasi administrasi di sekolahnya,”kata Ade, Selasa, 26 Februari 2019.
Menurut Ade, meskipun sekolah swasta seharusnya pihak sekolah bisa mempertimbangkan kondisi pelajar yang notabene tidak seluruhnya dalam keadaan mampu.
“Ya memang anak saya tidak ikut UASBN di hari pertama, saya juga aneh. Ketika ditanya ternyata anak sata menjawab karena belum bayar administrasi,”tuturnya.
Ade juga mengaku kaget mendengar biaya persiapan ujian sekolah yang mencapai Rp. 800 ribu.
“Kami berharap ada evaluasi, kasihan anak saya dan beberapa temannya tak bisa ikut UASBN hanya karena belum melunasi administrasi,”imbuhnya.
Sementara Kepala Sekolah MA Al-Itihad, Siti Matihah mengatakan mengenai beberapa siswa yang tidak mengikuti USBN di hari pertama. Lantaran mereka belum membayar administrasi terhadap sekolah.
“Padahal kami sudah mengingatkan sejak beberapa bulan lalu kepada wali murid disaat melakukan musyawarah, agar segera membayar iuran bulanan,”kilah Siti.
Siti menjelaskan untuk biaya bulanan di MA Al-Itihan nilainya sebesar Rp 35.ribu sedangkan biaya ujian data nya ada di staff.
“Pada intinya siswa belum membayar kewajiban biaya bulanan, untuk tunggakannya bervariatif. Ada yang bebepa bulan dan satu tahun lebihan,”ujarnya.
Editor: Fariz Abdullah