Kabupaten Pandeglang Minim Ahli Gizi

Date:

Banten Hits – Kabupaten Pandeglang hingga saat ini masih kekurangan tenaga ahli di bidang gizi. Dari 35 puskesmas di Kabupaten Pandeglang, hanya tersedia 16 tenaga ahli gizi. Padahal, Kabupaten Pandeglang salah satu kabupaten/kota di Banten penyumbang  gizi buruk tertinggi.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pandeglang mencatat, sampai Agustus 2015 sebanyak 64 kasus gizi buruk terjadi di Kabupaten Pandeglang.

“Di Pandeglang terus terang memang masih kekurangan tenaga yang khusus menangani tenaga ahli gizi. Jadi hampir 50 persen masih ditangani oleh profesi lain, seperti bidan dan tenaga lainnya. Padahal, kita sangat perlu itu (ahli gizi). Di kita baru 16 puskesmas yang ada ahli gizinya. Idealnya satu puskesmas satu ahli gizi,” kata Kepala Seksi (Kasi) Gizi dan Usia Lanjut Dinkes Pandeglang, Ika Rostikamarliah kepada Banten Hits, Senin (26/10/2015).

Meski masih kekurangan tenaga ahli gizi, Dinkes Kabupaten Pandeglang terus melakukan berbagai upaya guna mengurangi kasus gizi buruk, mulai dari memberikan pemahaman kepada Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dan melakukan peningkatan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas supaya  mendeteksi dini terjadinya gizi buruk pada anak.

“Upaya yang kita lakukan seperti melakukan peningatan mutu pelayanan guna mendeteksi dini terjadinya gizi buruk. Selain itu juga ada keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)  yang dijadikan jejaring kita. Yang masuk Kadarzi itu bidan desa, kader desa, dan tokoh masyarakat. Mereka memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana memberikan makanan yang baik pada bayi atau balita,” ungkapnnya.

Ika menjelaskan, banyak faktor yang mengakibatkan gizi buruk pada anak, yakni kurangnya asupan makanan, kurangnya ketersediaan pangan, dan rendahnya daya beli. Menangani gizi buruk, kata Ika, tidak semata mata tugas Dinkes saja, meliankan ada sektor lain.

“Penanganan gizi buruk bukan hanya oleh dinkes saja, tapi sektor lain pun sangat mempengaruhi. Memang salah satu faktor penyebeb gizi buruk karena kekurangan asupan. Namun itu disebabkan karena banyak faktor, mulai dari faktor ekonomi, ketersediaan pangan dan lain lain,” jelasnya.

Menurut Ika, korban yang terkena gizi buruk kebanyakan berasal dari keluarga yang kurang mampu. Kondisinya diperparah karena keluarga korban pun enggan berobat ke puskesmas, sehingga kasus tersebut tidak terdeteksi di posyandu.(Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Ingin Bangun Kota Tangerang lewat Kebersamaan, Sachrudin Terus Gerilya ke Parpol-parpol

Berita Tangerang - Calon Wali Kota Tangerang 2024-2029, Sachrudin...

Baru Nikah di Rajeg Tangerang, Ini Sosok Ahmad Arif Si Pembunuh Wanita Paruh Baya dalam Koper

Berita Tangerang - Kamis, 25 April 2024, warga Cikarang,...

Formatang Minta Ratu Atut Mewakafkan Satu Keluarganya untuk Mengabdi di Kabupaten Tangerang

Berita Tangerang - Forum Masyarakat Tangerang atau Formatang meminta...

Airin Tolak Istilah ‘Borong Parpol’ saat Daftar Calon Gubernur Banten 2024-2029 di PKB

Berita Banten - Calon Gubernur Banten 2024-2029, Airin Rachmi...