Pandeglang – Warga dua Desa Pasir Lancar dan Desa Sindang Resmi, Kecamatan Sindangresmi, Kabupaten Pandeglang, setiap hari hari harus melintasi jalan berlumpur yang menjadi penghubung dua desa tersebut. Meski jadi akses utama, namun jalan tersebut tak pernah tersentuh perbaikan.
Yang lebih memprihatinkan, pelajar yang melintasi jalan tersebut terpaksa harus melepas sepatu, kemudian membersihkan lumpur di kaki mereka setelah tiba di sekolah.
“Lokasi Sekolah SMPN 2 Sindangreami terletak di Desa Pasir Lancar. Beberapa warga dan anak sekolah yang nekat melewati jalan tersebut harus rela berlumpur serta kesulitan saat melintas. Pelajar bahkan terpaksa melepas sepatu mereka saat melintas di jalan yang rusak itu,” kata Nurman, warga setempat yang juga Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiawa Muhammadiyah (PC IMM) Kabupaten Pandeglang lewat siaran pers yang dikirim ke Banten Hits, Selasa (28/11/2017) malam.
Menurut Nurman, kerusakan jalan di desanya sudah terjadi sekitar tiga tahun yang lalu. Kerusakan jalan ini disebabkan karena seringnya truk bermuatan berat yang mengangkut batu untuk proyek di Desa Pasir Lancar melintas di jalan ini.
“Memang beberapa tahun yang lalu jalan tersebut pernah dibangun, namun sampai saat ini pembangunan tidak terlihat lagi,” terang Nurman.
“Pemerintah Desa terkait seolah diam dengan kondisi jalan tersebut. Padahal anggaran ADD jelas adanya. Kami paham barangkali Desa Sindangresmi mendahulukan pembangunan yang lain yang lebih digunakan oleh warga desanya, tetapi apakah Pemdes Sindangresmi tidak melihat anak sekolah kesulitan saat mengakses jalan menuju sekolahnya,” sambungnya.
Nurman menegaskan, IMM Pimpinan Cabang Pandeglang meminta Pemerintah Desa Sindangresmi transparan soal penggunaan APBDes.
“Jika tidak (segera dibangun), kami akan tindaklanjuti persoalan ini. Kami bukan menakut-nakuti, melainkan hanya mengingatkan, bahwa memperjuangkan hak hukumnya jihad,” tegasnya.(Rus)