Banten Hits – Direktur Utama PT Banten Global Development (BGD) Ricky Tampinongkol mulai “buka-bukaan” soal suap pendirian Bank Banten. Melalui kuasa hukum PT BGD Boyamin Salman. Menurutnya, suap yang tertangkap basah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi diinisiasi oleh seorang anggota DPRD Banten.
Boyamin Saiman mengungkapkan, dalam kasus suap pembentukan Bank Banten, Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Tri Satrya Santosa alias Sony yang aktif mengatur suap tersebut.
“Menurut keterangan Pak Ricky,Sony yang paling aktif untuk meminta uang, bahkan yang mengatur tempat dan waktu pertemuan adalah Sony,” terang Boyamin Jum’at (18/12/2015) dalam konferensi pers di Meeting Room PT BGD, Jalan Jenderal Soedirman, Kemang, Kota Serang.
Menurutnya, Ricky Tampinongkol bercerita, bahwa Sony meminta uang dibagi ke dalam enam amplop. Ricky mengaku tidak tahu untuk siapa masing-masing amplop tersebut, karena saat penangkapan enam amplop tersebut belum ada namanya.
“Tapi ini keterangan dari pak Ricky, bisa saja jika dari keterangan pak Sony yang mengatur adalah Pak Ricky. Sementara jika benar Pak Sony meminta itu mungkin saja uang tersebut buat dirinya sendiri bukan untuk anggota dewan lainnya,” terangnya.
Untuk diketahui, pada satu Desember 2015 lalu, KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di sebuah rumah makan di wilayah Serpong, Tangerang, Banten, terkait dugaan suap dan pemerasan izin pendirian Bank Banten terhadap Direktur PT BGD Ricky Tapinongkol bersama anggota DPRD Provinsi Banten, yaitu Tri Satrya Santosa dan Sri Mulya (SM) Hartono.
Dalam OTT tersebut, KPK juga mengamankan barang bukti berupa uang dalam jumlah US$ 11 ribu dan Rp 60 juta. Transaksi tersebut diketahui bukan untuk yang pertama kalinya.(Rus)
