Isu Komunisme Bikin Debat Cagub Banten Memanas

Date:

6e1e5364c11708eb8d9f53dd354b9072

 

Jakarta – Calon wakil gubernur Banten nomor urut dua Embay Mulya Syarief meminta Wahidin Halim (WH) menunjuk tokoh komunis yang dimaksudnya saat orasi dalam kampanye terbuka beberapa waktu lalu. Permintaan Embay disampaikan saat sesi tanya jawab debat cagub cawagub Banten, Minggu (29/1/2017).

Embay juga menegaskan, dirinya sebagai aktivis yang aktif dalam sejumlah organisasi pemuda Islam pernah terlibat langsung bersama aparat memberantas komunisme di Banten. Embay menilai, orasi WH soal komunisme di Banten tidak berdasar data yang akurat.

“Itu ahli fitnah wal gagabah,” ucap Embay.

WH pun menanggapi pertanyaan rivalnya dengan tenang tapi penuh ketegasan. Bahkan dia memanfaatkan isu komunisme yang dilemparkan Embay untuk membakar semangat pendukungnya. 

“Komunisme itu bahaya laten. Karena itu saya lawan!” tegas WH sambil mengajak pendukungnya memekikkan takbir.

“Justru pernyataan itu (soal antikomunisme) harusnya datang dari saudara kita, orangtua kita. Apalagi merasa sebagai pahlawan Banten. Harus paham kondisi sekarang. Masyarakat masih belum bisa menerima paham itu, ajaran itu masuk dan berkembang di republik yang kita cintai,” terang WH.

“Selama kita berpegang pada Pancasila, selama itu pula kita harus anti terhadap komunisme. Itu pasti. Oleh karena itu, apa yang tadi disinggung tidak perlu dipertanyakan (Embay). Kalau ditanya saya antikomunis, iya! Saya anti komunis!” terang WH sambil kembali mengajak pendukungnya memekikkan takbir.

Menanggapi jawaban rivalnya, Embay kembali menegaskan posisinya sebagai tokoh pelopor gerakan antikomunisme di Banten. 

“Saya hapal betul, data-data (tokoh komunis di Banten) ada di kodim, koramil, dan korem. Dan (tokoh komunis di Banten) yang Pak Wahidin maksudkan itu yang mana? Kita sepakat bahwa kita akan perang melawan komunis, tapi komunis yang mana?” urai Embay.

Tanggapan Embay tersebut langsung dipotong Wahidin Halim, padahal kesempatan Embay berbicara masih tersisa sekitar satu  menit lebih dari waktu satu menit 30 detik yang diberikan moderator.

“Kita tidak bicara data. Tapi kita bicara paham,” ujar WH.

Aksi WH memotong tanggapan Embay pun langsung diingatkan moderator debat Dwi Anggia. Dia berkali-kali mengingatkan WH, waktu Embay untuk berbicara masih panjang.

“Pak Wahidin sebentar. Sebentar. Waktunya masih belum habis. Durasinya masih milik Pak Embay. Masih ada waktu. Silakan, Pak Embay,” ucap Dwi Anggia.

“Berarti Pak Wahidin selam ini menganggap aparat tidak bekerja. Itu sama saja seperti menyalahkan aparat,” kata Embay sambil meniru WH mengajak pendukungnya memekikan takbir.

“Kita semua jangan mau jadi korban fitnah!” sambung Embay.(Rus) 

 

Author

  • darus e1671790499655

    Darusssalam Jagad Syahdana mengawali karir jurnalistik pada 2003 di Fajar Banten--sekarang Kabar Banten--koran lokal milik Grup Pikiran Rakyat. Setahun setelahnya bergabung menjadi video jurnalis di Global TV hingga 2013. Kemudian selama 2014-2015 bekerja sebagai produser di Info TV (Topaz TV). Darussalam JS, pernah menerbitkan buku jurnalistik, "Korupsi Kebebasan; Kebebasan Terkorupsi".

    View all posts

Cek Berita dan Artikel yang lain di:

Google News

Terpopuler

Share post:

spot_img

Berita Lainnya
Related

KPU Kabupaten Serang Hibahkan APD dan Alkes yang Dipakai saat Pilkada ke Pemkab

Serang - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Serang menghibahkan...

Pemilih di Kabupaten Serang Terbanyak pada Pilkada Serentak 2020

Serang - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Banten menyediakan...

Tok! KPU Tetapkan Ada 297.045 Daftar Pemilih Tetap di Pilkada Kota Cilegon

Cilegon- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Cilegon menetapkan terdapat...

KPU Pandeglang Batasi Umur Petugas KPPS, Umur di Atas 50 Tahun Ditolak

Pandeglang - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pandeglang membatasi umur...