Seni Mural dan Semangat Egalitarian

Date:

Seni mural, selain sebagai sarana mengekspresikan pemikiran ke dalam bentuk gambar, juga merupakan media perlawanan terhadap kemapanan–yang kemudian diterjemahkan dalam istilah budaya pop: Kemapanan berpikir, kemapanan dalam kelas kehidupan sosial, dan bahkan kemapanan antar kelas dalam pekerja seni gambar sendiri.

Gambar-gambar dalam seni mural, selalu punya karakteristik yang khusus. Menurut Agus Suherman, Sekretaris Peringatan Hari Lingkungan Hidup UIN Syarif Hidayatulloh yang menggelar festival mural di kampusnya, meski berbeda dengan gambar yang dicoretkan di atas kanvas, seni mural tetap terlihat berkelas.

Seni mural, selain sebagai sarana mengekspresikan pemikiran ke dalam bentuk gambar, juga merupakan media perlawanan terhadap kemapanan–yang kemudian diterjemahkan dalam istilah budaya pop: Kemapanan berpikir, kemapanan dalam kelas kehidupan sosial, dan bahkan kemapanan antar kelas dalam pekerja seni gambar sendiri.

Gambar-gambar dalam seni mural, selalu punya karakteristik yang khusus. Menurut Agus Suherman, Sekretaris Peringatan Hari Lingkungan Hidup UIN Syarif Hidayatulloh yang menggelar festival mural di kampusnya, meski berbeda dengan gambar yang dicoretkan di atas kanvas, seni mural tetap terlihat berkelas.

Yang paling kental terlihat, seni mural jelas mengusung semangat egalitarian. Dia mengajak seluruh rakyat, terutama rakyat pinggiran untuk menjadi penikmat seni tersebut.

“Bisa pula gambarnya berupa sindiran terhadap isu sosial, biasanya ditemukan pada tembok jalanan dan  beton fly over,” kata Agus.

Dalam kegiatan festival mural di Kampus UIN Syarif Hidayatulloh tersebut, tembok pucat dan kusam milik UIN Syarif Hidayatullah di Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, diubah menjadi lukisan panjang bertemakan lingkungan hidup.
Sedikitnya ada 12 grup yang melukis di atas tembok kampus sepanjang 100 meter tersebut. Sebagai langkah awal, tembok tersebut dicat dasar putih terlebih dulu.

“Awalnya tembok ini kusam, bahkan berjamur. Untuk dijadikan media lukisan seperti kanvas, kami harus mengecat dasar dulu dengan warna putih,” ujar Agus Suherman.

Cat dasar ini, sengaja tidak terlalu terang atau dibuat tipis. Tujuannya, agar para pelukis tembok tersebut bisa menyeketsakan tembok dengan gambar yang mereka inginkan. Ya, inilah seni mural.

“Mereka menggambar atau melukis di atas tembok atau permukaan luas yang sifatnya permanen. Berhubung kali ini adalah temanya lingkungan hidup, secara permanen tembok kami akan berlukiskan gambar-gambar mengenai alam, hewan, maupun berbagai lukisan menyindir tentang lukisan,” jelas Agus.

Setelah menyeketsa, cat tembok dengan lima warna dasar yaitu warna putih, merah, kuning, biru, dan hijau disediakan panitia untuk memulai pelukisan. Dikatakan Anton Sudarman, salah seorang peserta Festival Mural ‘Harmoni Lingkungan’, mural tak jauh beda dengan melukis di atas kanvas.

Bedanya, mural memiliki kelebihan dalam media lukisan yang lebih besar, bahkan tanpa batas.

“Tergantung dari besarnya tembok atau dinding, konsep lukisan, dan bahkan apa yang mau kita lukis,” ujar Anton.

Dalam festival kali ini, Anton mempunyai konsep menggambar beberapa jenis hewan, seperti gajah dan jerapah, yang seolah menengok kearah jebolan tembok bata. Sehingga, lukisan Anton terkesan 3 dimensi.

“Arah tengok si hewan saya buat seperti 3 dimensi. Dia menengok di antara pecahan bata merah. Sehingga hasil akhirnya, tembok yang jadi media lukis, berbata merah, yang dari dalam muncullah dua hewan,”jelas Anton.

Memang berbeda dengan seni melukis diatas tembok lainnya, mural lebih cenderung mengapresiasikan pemikiran diri terhadap gambar, sekalipun dia abstrak.

Kembali dikatakan Agus, dalam seni melukis mural, seorang pelukis maksimal terdiri dari tiga orang dalam satu tembok itu, bisa dikondisikan berdasarkan tema yang diberikan.(Rus)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Mau Cantik tapi Tetap Syar’i? Mulailah Koleksi Karya-karya Dwi Hapsari Ini!

Berita Tangerang - Bisa terlihat cantik dan syar'i merupakan...

15 Kedai Lokal Siap Unjuk Gigi di Festival Kopi Kabupaten Lebak 14-18 Desember 2022

Berita Lebak - Lebak Ekonomi Kreatif (Leekraf) menggelar festival...

Pakai Trail Kuning, Ini Aksi Eksentrik Sachrudin ‘Nyoride’ bareng Penghobi Motor di Kota Tangerang

Tangerang - Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin berkesempatan turun...

Restoran Dinasty Berganti Nama Star Kitchen Celcius; Tak Ada Alkohol, yang Ada Makan Sepuasnya!

Cilegon - Restoran Dynasty yang berlokasi di Jalan Sultan...