Kembali Desak WH-Andika Mundur, HMI Ungkap Bagaimana Mafia Pendidikan Menguras Duit Rakyat di Banten

Date:

Badko HMI Jabodetabek-Banten Aksi di Kantor Gubernur
Massa mahasiswa dari Badko HMI Jabodetabek-Banten saat aksi di Kantor Gubernur Banten, Kamis, 2 Mei 2019. Massa mendesak Gubernur Banten Wahidin Halim dan Wakilnya Andika Hazrumy turun dari jabatannya. (BantenHits.com/Mahyadi)

Serang – Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam atau Badko HMI Jabodetabek-Banten kembali mendesak Gubernur Banten Wahidin Halim alias WH dan wakilnya Andika Hazrumy mundur dari jabatannya.

Desakan mundur disuarakan saat aksi di depan Kantor Gubernur Banten Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten) Curug, Kota Serang, Kamis, 2 Mei 2019.

Massa HMI menilai, alih-alih membawa perubahan, dua tahun kepemimpinan WH-Andika di Banten justru malah menyuburkan praktik koruptif. Ironisnya, dugaan korupsi terjadi di sektor pendidikan yang semestinya mendapat perhatian utama.

Melahirkan Dinasti Baru

Wasekum Bidang Eksternal Badko HMI Aliga Abdillah, bahkan menengarai saat ini di Banten sedang terjadi proses kelahiran dinasti baru. Sama halnya proses kelahiran pada manusia yang menyakitkan, proses kelahiran dinasti baru di Banten juga membuat rakyat menderita.

“Kelahiran suatu pikiran sering menyamai kelahiran seorang anak. Ia didahului dengan penderitaan-penderitaan pembawaan kelahiran nya. Begitu juga dengan tindak korupsi, beberapa indikasi tindak korupsi di bumi Banten telah dilaporkan dan masuk dalam proses Komisi Pemberantasan Korupsi,” ujar Aliga kepada awak media, Kamis 2 Mei 2019.

“Rp 41 milyar lebih negara dirugikan. Rupiah demi rupiah yang digelontorkan nyatanya bukan untuk kepentingan rakyat Banten. Ironisnya, indikasi korupsi ini mayoritas, sedang menjangkit dalam Dinas Pendidikan Provinsi Banten yang pada hakikatnya menjadi program prioritas rezim di Banten hari ini,” paparnya.

Duit Rakyat Dikuras

Aliga menilai rezim pemerintahan di Banten saat ini sangat keji, karena tega menguras duit yang seharusnya digunakan sebesar-besarnya untuk rakyat.  Di antaranya Aliga memyebutkan dana untuk pengadaan sembilan lokasi unit sekolah baru untuk SMK dan SMA harus diotak-atik demi meraup rupiah berlebih di 2017 silam. 

“Tidak hanya itu, di tahun 2017 dan 2018 silam dana pengadaan komputer untuk UNBK pun tak kalah hebatnya dimainkan. Puluhan miliar negara telah dirugikan dan bukan untuk kepentingan rakyat, jelas ini adalah perkara yang fatal,” tegas Aliga.

“Di hari ini yang juga bertepatan pada tanggal 2 Mei yaitu momentum Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional) ini, masihkah pantas kita untuk berharap banyak pada rezim yang berkuasa hari ini? Nyaris genap dua tahun Wahidin Halim – Andika Hazrumi memimpin Banten,” tanyanya.

Aliga menyebutkan isu-isu pendidikan yang layak hanya sebatas jadi jargon, menyelinap di meja birokrasi kemudian jatuh ke ruang antah berantah.

“Supremasi dinasti politik telah menyerbu Provinsi Banten, terbukti dengan beberapa orang yang terindikasi korupsi di Dinas Pendidikan Provinsi Banten ialah orang terdekat dari Gubernur Banten. Kita tak punya pilihan lain dalam kepemimpinan Provinsi Banten selain melawan, alter and change,” tegasnya.

Editor:  Darussalam Jagad Syahdana

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Demi Kota Kelahiran, Dua Sosok Muda Ramaikan Bursa Pilkada Kota Tangerang 2024

Berita Tangerang - Dua sosok muda di Kota Tangerang,...

Gambar Arief Wismansyah untuk Gubernur Banten 2024 Sudah Mulai Masuk ke Kampung-kampung

Berita Banten - Gambar Arief Wismansyah, Wali Kota Tangerang...

Airin ‘Keukeuh’ Tak Mau Golkar Disebut Bangun Koalisi Besar di Pilkada Banten 2024

Berita Banten - Calon gubernur Banten 2024 dari Partai...