Pandeglang – Minimnya sarana dan prasarana kebersihan milik Pemerintah Kabupaten Pandeglang membuat 70 persen sampah rumah tangga di Kabupaten Pandeglang terbangkalai.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pandeglang, Tati Suwagiharti saat Peluncuran Pemilahan Sampah Rumah di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Rabu, 18 Desember 2019.
Menurut Tati, pengelola sampah di Pandeglang belum terkelola dengan baik, karena kekurangan armada sampah dan personil. Saat ini, DLH hanya memiliki 25 unit mobil untuk mengangkut sampah se-Kabupaten Pandeglang.
“Dari volume sampah sebanyak 480 ton per hari baru 30 persen yang masuk ke TPA. Sisanya ke mana? Ada yang ke sungai, terbengkalai enggak ada yang ngurus jadi sampah liar,” katanya.
Meski demikian, DLH Pandeglang belum bisa mengadakan penanambahan armada sampah. Karena, sebagaian anggaran yang dimiliki Pemkab Pandeglang di sedot oleh Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2020.
Oleh karena itu, dia meminta warga untuk mengelola sampah secara mandiri, karena sampah terbesar berasal dari rumah tangga. Apalagi dua TPA yang dimiliki Pemkab Pandeglang hanya mampu menampung sampah tiga tahun kedepan.
“Kapasitas TPA kita paling di kisaran tiga tahun sudah off. Terus nanti mau di buang ke mana? Akankah laut dan sungai jadi sasaran dan rumah-rumah kita, kan gak mungkin juga,” jelasnya.
Dia juga bakal mendorong setiap kampung di Pandeglang mendirikan bank sampah, karena saat ini baru ada 46 bank sampah dari 339 kelurahan dan desa di Pandeglang.
“Terkait hal ini Bupati sudah mengeluarkan surat edaran yang didalamnya mendorong Camat kepala desa mendirikan bank sampah dan kami dari Dinas LH sudah punya tenaga yang akan memberikan bimtek kepada masyarakat,” tandasnya.
Editor: Fariz Abdullah
