Pandeglang – Ketersediaan obat di RSUD Berkah Pandeglang kosong. Hal itu karena salah satu rumah sakit rujukan ini memiliki utang yang belum dibayarkan ke penyiedia sebesar Rp10 miliar.
Asisten Daerah (Asda) I Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten Pandeglang, Ramadhani mengatakan, piutang yang dimilki RSUD Berkah Pandeglang ke penyedia terhitung sejak tahun 2020 lalu.
“Saat ini tunggakan pembayaran obat nyaris Rp10 Miliar, itu dua tahun. Tapi kami cicil secara bertahap pembayarannya,” kata Ramadani, Jumat 17 Desember 2021.
Menurut Ramadani, pandemi COVID-19 membuat RSUD Berkah kesulitan dalam meningkatkan pendapatan. Ditambah, RS Berkah tidak bisa mengajukan klaim pasien COVID-19 yang dirawat di RS ke pemerintah pusat.
“Jadi itu cerita bersambung, Pandeglang terdampak oleh pandemi Covid-19 dari tahun 2020 hingga 2021. RSUD Berkah kan bukan rumah sakit yang ditunjuk untuk rujukan COVID-19 sehingga kami tidak punya hak untuk mengklaim ke Kementrian Kesehatan,” katanya lagi.
Ia menjelaskan, bahwa salah satu faktor terjadinya kelangkaan obat karena terjadinya peningkatan pasien COVID-19 yang dirawat di RSUD Berkah Pandeglang.
“Pembiayaan kan tetap keluar. Tapi, tidak ada yang masuk. Apalgai barang pakai habis,” tandasnya.
Sementara Dirut RSUS Berkah, Kodiat Juarsa mengatakan, rumah sakit mulai mengalami kesulitan keuangan sejak bulan Juli 2021. Sehingga biaya untuk pembelian obat pun mengalami kesulitan.
Oleh karena itu dia berahrap klaim pasien COVID-19 dari Pemerintah pusat segera dibayar lunas oleh Kementerian Kesehatan.
“Kami memang mengajukan klaim ke Kemenkes, baru cair 1/3. Saya lupa berapa klaim (Anggaranya) cuma yang jelas baru sebagian yang sudah dibayar,” tandasnya.
Editor : Darussalam Jagad Syahdana