Limbah Bercampur Banjir Menerjang Ponpes Al-Jauhariyah Cikande, Aktivitas Sudah Sepekan Dihentikan

Date:

Pemandangan Limbah B3 di Al-Jauhariyah Kampung Cibeureum, Desa Cikande, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang (BantenHits/Mursyid Arifin)

Serang – Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) tampak berserakan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Jauhariyah Kampung Cibeureum, Desa Cikande, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang.

Limbah itu terbawa arus banjir luapan sungai Cidurian beberapa hari lalu. Ponpes yang dipimpin Ustadz Ade Kurniawan ini, lokasinya berdekatan dengan perusahaan kimia, seperti PT Frans Putra Textile, PT Sari daya Plasindo, dan PT Tesika Cikande.

Akibat limbah tersebut, aktivitas pengajian menjadi terhambat. Ditambah, Ponpes ini kembali kebanjiran semalam.

“Aktivitas di sini (Ponpes Al-Juhariyah) terhamabat. Awalnya sudah dibersihin. Tadi malam banjir lagi,” kata seorang santri yang sedang membersihkan majlis ta’lim kepada BantenHits.com, Kamis, 11 Februari 2021.

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Juhariyah, Ustadz Ade Kurniawan mengatakan, para santri sudah hampir sepekan tidak melakukan rutitinitas seperti biasanya. Hal itu karena para terpaksa harus membersihkan lingkungan Ponpes, majlis, dan kobong.

“Aktivitas terhambat sudah seminggu, karena santri kami harus membersihkan bekas banjir,” ujarnya.

Bagi Ade, dirinya tidak mempermasalahkan banjir yang melanda pondok pesantren nya. Sebab menurutnya hal ini telah menjadi keagungan sang Maha Kuasa. Hanya saja kehadiran air limbah perusahaan yang membuat pihaknya merasa dirugikan.

“Yang kami permasalahkan bukan banjirnya, tapi limbahnya,” keluh Ade.

Lebih lanjut Ade mengungkapkan, pihaknya tinggal di Kampung Cibeureum ini sekitar 6 tahun lebih. Ia mengaku merasakan dampak banjir yang disertai air limbah setiap musim hujan tiba.

“Saya tinggal di sini sudah 6 tahun. Kalau limbahnya sudah 10 tahunan, ini kan tanah milik keluarga. Kalau paman saya kan sudah lama tinggal di sini,” ungkapnya.

Ade mengaku, sudah melakukan koordinasi dengan pihak perusahaan yang diduga selama ini menjadi pemicu warna air jadi kotor dan hitam.

“Sudah berkoordinasi dengan perusahaan tapi belum ada tindaklanjut,” tegasnya.

Dari hasil pantauan BantenHits.com saat ini air sudah mulai surut, namun dikabarkan ada 2 orang santri yang merasakan dampaknya dari banjir tersebut, seperti gatal-gatal dibagian badan dan kaki.

Hingga berita ini dipublish, wartawan BantenHits.com masih berupaya melakukan konfirmasi ke pihak-pihak terkait.

Editor : Engkos Kosasih

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Jelang Pilkada Serentak 2024 di Banten, Golkar ‘Geber’ Silaturahmi dengan Parpol-parpol

Berita Banten - Menjelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 di...

Banten Dicanangkan Jadi Pusat Ekonomi dan Keuangan Syariah Dunia

Berita Banten - Provinsi Banten dicanangkan untuk menjadi pusat...

Wujudkan Zero Waste, Pemkot Tangerang Maksimalkan Sistem Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat

Berita Tangerang - Sistem pengolahan sampah berbasis masyarakat adalah...

Ingin Bangun Kota Tangerang lewat Kebersamaan, Sachrudin Terus Gerilya ke Parpol-parpol

Berita Tangerang - Calon Wali Kota Tangerang 2024-2029, Sachrudin...