Banten Hits.com– Selain menemukan perjalanan dinas yang diduga fiktif di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banten, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI juga menemukan pengadaan notebook di dinas ini dengan perangkat lunak sistem operasi yang terpasang tidak asli.
“BPK juga menemukan pengadaan sembilan notebook yang dengan perangkat lunak sistem operasi yang terpasang tidak asli, sehingga dianggap merugikan keuangan daerah sebesar Rp 7,573 juta,” katanya Kepala BPK RI I Nyoman Wara sebagaimana dalam LHP BPK.
Banten Hits.com– Selain menemukan perjalanan dinas yang diduga fiktif di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banten, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI juga menemukan pengadaan notebook di dinas ini dengan perangkat lunak sistem operasi yang terpasang tidak asli.
“BPK juga menemukan pengadaan sembilan notebook yang dengan perangkat lunak sistem operasi yang terpasang tidak asli, sehingga dianggap merugikan keuangan daerah sebesar Rp 7,573 juta,” katanya Kepala BPK RI I Nyoman Wara sebagaimana dalam LHP BPK.
Sebelumnya, BPK RI menemukan belanja perjalanan dinas luar daerah pada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banten tahun 2012 senilai Rp 615,950 juta diduga fiktif.(Baca juga: Perjalanan Dinas Fiktif di Dispora Banten)
Berdasarkan dokumen Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (LHP-BPK RI), auditor menemukan dari 52 kali perjalanan dinas yang menggunakan pesawat LA, BPK menemukan enam nomor tiket sesuai dengan database PT LMA, enam tiket sesuai database tetapi harga tiket lebih tinggi sebesar Rp 2,2 juta.
Sementara, 40 tiket lainnya tidak sesuai dengan database PT LMA dengan rincian, 12 nomor tiket tidak ada dalam database dan 28 nomor tiket tidak sesuai dalam hal nama penumpang, rute datang dan rute pulang serta tanggal keberangkatannya.
Sementara Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banten Cepi Saipul Alam kemarin, mengaku sudah menyelesaikan semua temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Banten terhadap APBD Banten tahun anggaran 2012. Mulai dari temuan perjalanan dinas fiktif hingga temuan pada pengadaan notebook.
“Sudah selesai semuanya, terpaksa dikembalikan, walaupun double ruginya,” akunya.
Ia mengaku tidak mengerti kenapa hal tersebut menjadi temuan BPK, padahal menurut pengakuannya, pihanya sudah menempuh seluruh prosedurnya.
“Tapi muncul juga (di LHP BPK), enggak ngerti saya juga, terjadi kesalahan itu,” ujarnya.(Rus)
