Jakarta– William (29) warga Jakarta Barat alumni Universitas Pelita Harapan berhasil menjadi penulis sukses setelah melewati berbagai rintangan.
Hal tersebut terlihat setelah mantan mahasiswa jurusan Komunikasi ini melaunching buku ketiganya yang berjudul “Anak Jakarta Barat di Australia Barat: Tidak Ada Yang Namanya Kebetulan” di Yayasan Obor Jakarta. Selain melaunching William juga melaksanakan sharing session.
Penulis novel remaja Fataya Azzahra bertema ‘Bagaimana Caranya Menjadi Penulis Buku’ ini bercerita soal penolakan oleh sejumlah penerbit saat menyodorkan buku pertamanya. Buku yang mengupas tentang persoalan pendidikan di Indonesia tersebut ditulis William pada usianya yang ke-17.
William yang kelahiran Sumatera Utara pesimis buku yang berisi tentang pengalaman pribadi, fakta-fakta di lapangan terkait sisi lain dari sekolah mengalami penolakan lantaran konten dari buku tersebut dianggap tidak penting oleh penerbit.
“Ibu Kartini, pemilik penerbitan Obor melihat semangat saya, sehingga beliau bersedia menerbitkan buku saya, itu setelah saya mengalami kegagalan sebanyak 7 kali,” kata William, kepada BantenHits, Senin, 18 Februari 2019.
Sukses William yang ditempuh dengan menaiki tangga kegagalan tidak hanya terjadi pada penulisan buku, tetapi juga mewarnai perjuangan memperoleh beasiswa. Studi S2-nya di Australia atas biaya Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi melalui program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), bukan berarti semua berjalan mulus.
“Predikat Magna Cum Laude dan Merit Award dari Rektor UPH tidak lantas memuluskan perjalanan saya mencari beasiswa. Saya berkali-kali ditolak. Tahun kedua, saya akhirnya lolos program beasiswa LPDP dan inilah kisah anak Jakarta Barat di Australia Barat yang kemudian mengilhami buku saya yang ketiga,”jelasnya.
Melalui buku ketiganya ini, William mengaku ingin memberikan inspirasi dan spirit kepada generasi milenial, bahwa gagal tidak berarti sudah itu mati. Dibalik kegagalan selalu ada cerita kesuksesan yang tertunda. Dan semua itu terjadi bukan secara kebetulan.
“Saya mengajak generasi milenial untuk gemar menulis. Sebab menulis itu bagian dari mengabadikan kisah, mengabadikan kenangan dan menciptakan alasan untuk mudah dikenang orang,”pungkasnya.
Editor : Fariz Abdullah